3 Negara Larang Celana Dalam Renda, Apa Memang Berbahaya?

Republik Jakarta — Celana dalam berenda banyak digemari karena tampilannya yang cantik. Meski disukai banyak wanita, celana dalam berenda dibatasi distribusinya di tiga negara.

Rusia, Belarusia, dan Kazakhstan adalah tiga negara yang melarang celana dalam berenda. Larangan ini berlaku sejak tahun 2014.

Adanya larangan ini disambut dengan kemarahan publik. Protes muncul karena warga merasa pemerintah terlalu mengontrol pakaian. Orang-orang berpendapat bahwa mereka berhak memilih pakaian dalam apa pun bahannya.

Sementara itu, pemerintah Rusia, Belarusia, dan Kazakhstan bersikeras bahwa larangan terhadap pakaian dalam berenda diberlakukan untuk melindungi kesehatan perempuan. Celana dalam berenda yang tidak dilapisi kain katun tidak higienis dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada alat kelamin perempuan, menurut pemerintah ketiga negara tersebut.

Terkait kontroversi tersebut, ahli urologi Dr. Jennifer Engler mengatakan bahwa celana dalam berbahan katun merupakan jenis pakaian dalam yang mampu memberikan kenyamanan terbaik. Pasalnya, bahan katun mampu mencegah penumpukan kelembapan dan menjaga kebersihan vagina.

Selain itu, kapas yang lembut cenderung tidak menyebabkan iritasi pada vagina. Oleh karena itu, bahan katun dianggap sebagai “standar emas” untuk pakaian dalam.

“Katun merupakan bahan yang sangat lembut sehingga mudah menyerap dan mendukung sirkulasi udara,” kata ahli urologi Dr. Donau. Victoria Scott menjelaskan, seperti dilansir Huffington Post, Rabu (17 April 2024).

Berbeda dengan bahan katun, bahan sintetis seperti spandeks dan nilon dapat memerangkap kelembapan dan panas saat digunakan sebagai pakaian dalam. Kombinasi kelembapan dan panas ini dapat menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab infeksi.

Oleh karena itu, bagi orang yang memiliki masalah kesehatan tertentu, sangat disarankan untuk tidak mengenakan pakaian dalam apa pun selain celana dalam berbahan katun. Misalnya saja orang yang lebih rentan terkena infeksi jamur, bakterial vaginosis, dan infeksi saluran kemih.

“Katun cenderung tidak menyebabkan iritasi pada vagina (karena lebih lembut),” kata Dr. Scott.

Jika ingin menggunakan celana dalam berenda, Dr Engler menyarankan para wanita untuk mengenakan insert atau lapisan tambahan berbahan katun di bagian celana dalam yang menutupi vagina. Menggunakan lapisan katun tidak hanya melindungi vagina dan kesehatan vagina Anda, tetapi juga memberikan kenyamanan ekstra.

Apakah ada risiko menggunakan pakaian dalam non-katun?

Celana dalam yang tidak memiliki bahan katun di area selangkangan bisa jadi akan basah di area vagina. Kondisi ini mendorong pertumbuhan bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *