iaminkuwait.com, JAKARTA – 44 warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan dikabarkan dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum usai mengonsumsi batu kecubung. Selain itu, dua orang lainnya dilaporkan tewas.
Lalu mengapa batu kecubung memicu efek ini? Kecubung merupakan tumbuhan berbunga yang termasuk dalam genus Datura. Selama ribuan tahun, tanaman ini telah digunakan dalam ritual magis atau keagamaan di berbagai belahan dunia.
Namun biji kecubung beracun dan dapat menyebabkan kematian mendadak setiap tahunnya. Selain itu, menurut American Institute of Rehabilitation, Sunrise Home Treatment Center, batu kecubung sering disalahgunakan sebagai obat rekreasional karena dapat menimbulkan halusinasi. Kematian akibat overdosis batu kecubung juga sering terjadi di berbagai negara.
Menurut badan tersebut, penyalahgunaan datura atau batu kecubung untuk tujuan rekreasi menjadi populer pada tahun 1990an dan awal tahun 2000an. Selama itu, jumlah orang yang meninggal karena overdosis dan keracunan meningkat.
Menurut laman AS Sunrise House yang diperbarui pada Minggu (14/7/2024), “bahan kimia yang terdapat pada banyak jenis Datura, termasuk batu kecubung, dapat menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan, halusinasi, perilaku tidak biasa, gangguan mood, dan ekses.”
Kecubung juga mengandung zat bernama skopolamin yang dapat mengganggu daya ingat bahkan menyebabkan kematian. Zat ini dapat menimbulkan kerusakan zombie yang berbahaya bagi siapapun yang mengkonsumsinya, terutama dalam dosis tinggi.
Selain itu, batu kecubung mempunyai efek cathinone. Ini merupakan stimulan sistem saraf pusat yang dapat membuat seseorang merasakan kenikmatan tingkat tinggi. Namun zat ini bisa berbahaya karena dapat menimbulkan kecanduan.
Banyak orang yang mencoba batu kecubung untuk tujuan rekreasi melaporkan pengalaman yang intens, menyakitkan, dan negatif. Dosis mematikannya adalah antara 15 sampai 100 gram daun atau antara 15 sampai 25 biji datura. Efek fisik dan kognitif dapat menyebabkan masalah lanjutan setelah keracunan berakhir.
Namun ekstrak daunnya juga memiliki khasiat dan manfaat bagi tubuh. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, ekstrak daun kecubung dapat membantu dalam pengobatan asma, sakit gigi, anestesi dan pereda nyeri. Nyeri adalah hilangnya rasa sakit tanpa hilangnya indera lainnya.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pada enam hewan percobaan berupa tikus wistar jantan. Hasil penelitian menunjukkan lima hewan percobaan menunjukkan respon terhadap ekstrak daun kecubung dengan memasuki fase nyeri, sedangkan hanya tiga hewan yang mencapai fase 3.