iaminkuwait.com, Pontianak – Diselenggarakan oleh Universitas BSI (Bina Sarna Informatica) Kampus Pontianak di Harris Hotel Pontianak dalam rangkaian acara Seminar Kebebasan Digital dengan topik “Kecerdasan Buatan untuk Pendidikan: Transformasi Pendidikan di Era Digital”. Kamis (29/8/2024).
Ibnu Alfaroubi, Chief Business Officer (CBO) Mandiri Digital Universe (MDU), sekaligus praktisi AI dan pakar pemasaran digital, menjelaskan secara mendalam peran kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan.
Ibnu menjelaskan, definisi dasar AI (kecerdasan buatan) adalah teknologi yang memungkinkan mesin melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti pengenalan suara, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.
Ibnu menjelaskan, “Sejak pertama kali diperkenalkan pada pertengahan abad ke-20, AI telah mengalami evolusi yang pesat, dari konsep teoritis menjadi sebuah teknologi yang kini terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan kita”
Ibnu juga menyoroti sejarah perkembangan AI mulai dari perkembangan komputer pertama hingga era big data dan machine learning. AI berasal dari penelitian dasar tentang bagaimana mesin dapat meniru pemikiran manusia.
“Namun, dalam beberapa dekade terakhir, dengan munculnya data yang melimpah dan peningkatan kemampuan komputasi, AI telah benar-benar menjadi revolusi teknologi yang sesungguhnya,” tambahnya.
Mengenai jenis AI, Ibnu menjelaskan ada beberapa kategori utama, seperti AI lemah (AI sempit) dan AI kuat (AI umum). AI yang lemah dirancang untuk melakukan tugas-tugas tertentu, seperti asisten virtual yang kita gunakan setiap hari.
Sedangkan AI yang kuat adalah sistem yang memiliki kecerdasan umum dan dapat melakukan berbagai tugas yang memerlukan kecerdasan, meskipun hal ini masih lebih bersifat teoritis, jelasnya.
Berbicara mengenai pentingnya AI dalam transformasi pendidikan, Ibnu menekankan pentingnya AI dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih adaptif dan inklusif.
Ia berkata, “AI memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita memberikan pendidikan. Dengan teknologi ini, kami dapat mempersonalisasi pembelajaran, mendukung siswa berkebutuhan khusus, dan memberikan analisis mendalam terhadap kinerja akademik.
Namun, Ibnu juga mengingatkan tantangan dalam mengintegrasikan AI ke dalam dunia pendidikan.
“Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah bagaimana memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang etis dan tidak memperlebar kesenjangan dalam pendidikan.” Selain itu, terdapat tantangan teknis, seperti kebutuhan infrastruktur yang memadai dan akses terhadap pelatihan guru. teknologi secara efektif,” jelasnya.
Mengakhiri pemaparannya, Ibnu memberikan pesan penting kepada para peserta seminar. AI dalam pendidikan bukan hanya sekedar alat teknologi namun juga menjadi motor penggerak yang mentransformasikan sistem pendidikan menuju model yang lebih adaptif, inklusif dan fokus pada pengembangan pribadi secara holistik.
“Kita harus memastikan AI digunakan untuk memperkuat, bukan menggantikan peran guru dalam membimbing dan memotivasi siswa,” kata Ibnu.
Seminar ini memberikan informasi berharga tentang bagaimana AI dapat diterapkan dalam pendidikan dan tantangan apa yang perlu diatasi untuk mengoptimalkan manfaat teknologi ini.
Universitas BSI Kampus Pontianak berharap melalui diskusi seperti ini, para guru dan siswa dapat lebih siap menghadapi perubahan di era digital.