iaminkuwait.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pentingnya penerapan nilai-nilai Islam dalam kebijakan keuangan publik saat menghadiri Konferensi Keuangan Islam (AIFC) ke-8.
“Islam itu Rahman lil Lamin dan nilai-nilainya bersifat universal dan esensial bagi umat manusia. “Kita harus memastikan prinsip-prinsip Islam seperti keadilan dan kesejahteraan tercermin dalam pengelolaan keuangan negara, khususnya pada fungsi alokasi, distribusi, dan keberlanjutan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (4/10/2024). .
Menteri Keuangan juga menekankan pentingnya pemerataan distribusi dan peran pemerintah negara bagian dalam memastikan kekayaan dibagikan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk kelompok paling rentan.
Keadilan ini tidak dapat dicapai tanpa kebijakan fiskal yang mendukung keadilan dan pemerataan. Atas dasar ini, memberikan lebih banyak tugas kepada mereka yang mampu membayar dan membantu mereka yang membutuhkan;
Selain itu, Bendahara Negara menyoroti pentingnya stabilitas perekonomian dalam menjaga tetap terlindungnya prinsip-prinsip Maqasid al-Syari’ah. Menurutnya, perekonomian yang tidak stabil tidak hanya menghancurkan kekayaan tetapi juga kehidupan masyarakat. Hal ini juga dapat mengancam stabilitas keluarga dan perkembangan intelektual masyarakat.
Sri Mulyani menekankan, alokasi sumber daya publik yang efisien diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
Di sisi lain, Menteri Keuangan melindungi keluarga; Ia menekankan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan sumber daya manusia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan fiskal.
“Sebagian besar belanja publik kami ditujukan untuk memastikan pembangunan nasional yang inklusif dan membantu mereka yang paling membutuhkan,” katanya.
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan sukuk untuk mendukung pembangunan nasional. Alat keuangan publik syariah seperti zakat dan wakaf akan terus dikembangkan.
“Sukuk di Indonesia telah memainkan peran penting dalam pembiayaan proyek infrastruktur dan pendidikan, termasuk proyek yang dibiayai oleh Green Sukuk,” kata Menkeu.
Indonesia juga merupakan pionir dunia dalam penerbitan Green Sukuk yang mendukung proyek infrastruktur berkelanjutan.
Oleh karena itu, dalam pidato utamanya, Amer Bukvic, Direktur dan Perwakilan Residen Regional Hub Grup Bank Pembangunan Islam Indonesia (IsDB), menyoroti peran penting keuangan syariah dalam membangun infrastruktur melalui kemitraan sukuk dan bisnis-pemerintah. (KPBU) model pendanaan.
“Keuangan syariah tidak hanya mempromosikan nilai-nilai Islam yang berkelanjutan, namun juga memainkan peran penting dalam membangun infrastruktur penting melalui sukuk,” ujarnya.
Inovasi teknologi seperti fintech dan blockchain, transparansi pengelolaan zakat dan wakaf; Skalabilitas dan efisiensi dipandang sebagai peluang penting untuk pertumbuhan.
Inovasi dalam bentuk platform digital mengumpulkan sumber daya publik; Hal ini mengubah cara pengelolaan dan distribusi dilakukan sehingga memberikan hasil yang berdampak.
“Dengan instrumen syariah seperti zakat, wakaf, dan sukuk, kita dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.