Republik Jakarta – Skema penipuan pemblokiran slot kartu mesin ATM kembali terungkap. Hal ini terjadi setelah Polsek Quds Provinsi Jawa Tengah berhasil mengunci mesin ATM dan mencuri kode keamanan (PIN) nasabah beserta kartu ATM dalam tindak pidana penarikan uang dari rekening bank nasabah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan akan terus mendorong perbankan untuk meningkatkan keamanan mesin ATM-nya. “OJK mempunyai peran penting dalam meningkatkan keamanan mesin ATM,” kata Friederica Vidyasari Dewey, Kepala Eksekutif Pengawas Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Kamis (18 April 2019) malam. dia berbicara dengan Republik.
OJK setiap tahunnya menegaskan selalu tidak pada tempatnya atau dikendalikan secara tidak langsung dan tidak langsung. Hal ini dilakukan untuk beberapa fasilitas ATM di bank yang dipantau.
“OJK meminta perbankan memperkuat pengelolaan ATM,” kata Frederica.
Dia mengatakan OJK juga mengimbau nasabah untuk lebih waspada. Salah satu caranya adalah jangan pernah membagikan kata sandi atau PIN Anda kepada siapa pun.
Menurut dia, hal itu sebagaimana tertuang dalam POJK No.18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank Umum. Frederica menjelaskan, risiko operasional adalah risiko proses internal yang tidak memadai atau tidak efisien, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau kejadian eksternal yang berdampak pada operasional perbankan.
“Pasal 13 POJK tersebut menjelaskan bahwa bank wajib menyelenggarakan sistem pengendalian intern yang efektif terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional pada seluruh tingkatan organisasi perbankan.”
Wakil Kompol Satya Adi Nugraha mengatakan, berdasarkan temuan sebelumnya, peristiwa penggelapan dana di rekening nasabah Bank BRI oleh komplotan penjahat itu terjadi Selasa (16/4/2024) lalu . Pada tanggal 2 Maret 2024, saya diselamatkan oleh orang asing di mesin ATM di Jinto. DB, korban bernama Satya saat itu sebenarnya sedang mentransfer uang, namun tampak seperti kartu ATM miliknya. Dia tidak bisa keluar dari ATM.
Setelah itu, beberapa orang membantu para korban, menasihati mereka untuk mencoba menarik uangnya terlebih dahulu. Korban kemudian diminta melaporkannya ke pihak bank. “Ada seseorang yang hapal PIN ATM korban dan meyakinkan orang asing untuk meretas kartu ATM tersebut,” ujarnya.