iaminkuwait.com, JAKARTA – Guru Besar Ekonomi Politik Fakultas Ekonomi Manajemen IPB, Didin S Damanhuri menanggapi kontroversi mahalnya biaya kuliah satu kali (UKT). Didin menilai pemerintah harus sangat serius dalam menyelesaikan masalah ini, karena ada risiko hilangnya generasi penerus yang berbakat atau yang disebutnya dengan lost generation.
Hal itu disampaikan Didin dalam diskusi bertajuk “Fenomena UKT Bangkit dan Masa Depan Pendidikan Indonesia” yang digelar di Kantor ICMI, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2024). Didin fokus pada para pemimpin Indonesia dalam menjelaskan perbedaan UKT dengan sistem pendidikan Indonesia pada umumnya.
Menurutnya, biaya UKT yang normal saat ini mungkin tidak akan menghasilkan pemimpin masa depan yang memiliki kemampuan pendidikan yang baik. Ia mencontohkan pada era Presiden Soeharto yang kondisi keuangannya stagnan dan diperparah dengan belanja pendidikan yang tidak rasional.
Bisa dibayangkan, di masyarakat kita, seperti Pak Soeharto, banyak pemimpin Indonesia yang berasal dari pedesaan. Kalau UKT ini diterapkan, mungkin bukan guru saya sama sekali. Didin menjelaskan pada Selasa, “Orang tua saya yang berprofesi sebagai petani atau pedagang adalah desa, mereka tidak punya peluang.”
Didin menyatakan, kini kondisi perekonomian banyak masyarakat semakin terpuruk. Ia mengatakan, masyarakat dengan pendapatan di bawah Rp1,1 juta per bulan per orang mencapai 167 juta orang atau 60,7 persen dari jumlah penduduk, menurut data Grup Bank Dunia.
“Dalam praktiknya, yang paling bisa mereka lakukan adalah melanjutkan ke perguruan tinggi. Bayangkan betapa banyak tokoh nasional kita seperti Pak Suharto dan banyak jenderal yang latar belakang orang tuanya (kemampuan finansial) rendah. Jadi mungkin generasi ini akan hilang jika ini tidak dievaluasi oleh Kementerian Pendidikan dan Intelektual dan pemerintah,” tegasnya.
Karena itulah Didin meyakini Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mengentaskan kemiskinan yang dialami mayoritas masyarakat Indonesia. Solusi yang tepat adalah dengan memberikan pendidikan sebanyak-banyaknya.