iaminkuwait.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indravati memastikan program hilirisasi akan menjadi bagian dari strategi kebijakan fiskal jangka menengah. Selain bottom line, prioritas lainnya adalah penguatan sumber daya manusia (SDM), transisi menuju ekonomi hijau, penguatan akses, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan peraturan, dan pengembangan ekonomi kreatif.
“Seiring dengan fokus Indonesia Emas pada dinamika, tantangan, dan agenda pembangunan perekonomian tahun 2045, maka kerangka kebijakan fiskal tahun 2025 akan fokus pada percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Sri Muliani. . – Jakarta Tahun 2024, Selasa (6 April 2024).
Sementara itu, lanjut Shri Mulyani, strategi kebijakan fiskal jangka pendek adalah menjaga stabilitas program-program prioritas yang ada saat ini. Hal ini mencakup penguatan berbagai program tingkat tinggi yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan memperkuat integrasi antar individu dan daerah.
Bendahara Negara ini berpendapat bahwa mendukung APBN yang efisien, sehat, dan andal sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Sejalan dengan hal ini, reformasi anggaran yang ada saat ini harus dilanjutkan, lebih banyak dana harus dikumpulkan, dibelanjakan dengan lebih baik, dan efektivitasnya harus diperkuat dengan pembiayaan yang cerdas dan inovatif.
Revisi anggaran ini akan meningkatkan pendapatan negara menjadi 12,14-12,36 persen PDB, belanja APBN menjadi 14,59-15,18 persen PDB, keseimbangan primer menjadi positif dan defisit menjadi 2,45-2. 82 persen PDB.
Lebih lanjut Shri Mulyani mengatakan, kebijakan peningkatan penerimaan negara (mengumpulkan uang lebih banyak) di atas dilakukan dengan selalu menjadikan lingkungan investasi ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini mengarah pada penegakan hukum. Nomor 7 Tahun 2021 Keputusan Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPS) akan efektif.
Melalui hal ini, kita dapat mendukung sistem perpajakan yang sehat dan adil, memperluas basis pajak dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak,” kata Menkeu.
Ia menjelaskan, guna meningkatkan kualitas belanja pada tahun 2025, pemerintah akan terus mengupayakan belanja lebih efisien dan efektif.
Sejumlah langkah khusus sedang dilakukan untuk meningkatkan belanja melalui peningkatan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), penguatan belanja produktif untuk mendukung transformasi ekonomi, peningkatan efektivitas subsidi dan bantuan sosial dengan meningkatkan keakuratan informasi. .