Pidato Mewakili Indonesia di OECD, Airlangga Bahas Tiga Isu Penting

iaminkuwait.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berbicara atas nama Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri Anggota OECD di Paris, Prancis. Di hadapan seluruh menteri negara anggota OECD, Airlangga menyampaikan tiga isu utama. Pertama, membahas komitmen Indonesia dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan.

“Kita berbicara tentang pembangunan berkelanjutan, terkait lingkungan hidup, terkait transisi energi, dan terkait pencapaian masa depan Indonesia dalam membangun ekonomi hijau,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu. 4/5/2024).

Terkait topik kedua, Airlangga menyampaikan pandangan Indonesia mengenai kecerdasan buatan. Diakuinya, OECD telah meminta pendapat Indonesia mengenai kecerdasan buatan.

Dari sudut pandangnya, Indonesia menekankan perlunya peran kecerdasan buatan yang bertanggung jawab, serta posisi Indonesia dalam mendukung Inisiatif Hiroshima yang dilakukan pemerintah Jepang.

“Kami melihat OECD akan segera menetapkan peraturan mengenai AI dan memitigasi dampaknya terhadap masyarakat, pemerintah, dan pemangku kepentingan,” kata Airlangga.

Kemudian pada edisi ketiga, Ketua Tim Nasional OECD juga angkat bicara mengenai Data Free Flow with Trust (DFFT). Sebagai informasi, aliran data yang bebas dengan yakin menggambarkan situasi ideal di mana tidak ada pembatasan aliran data lintas batas antar negara.

Dalam diskusi tersebut, OECD meminta Indonesia memberikan tanggapan pertama atas apa yang dilakukan Indonesia dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Ketua sidang OECD Taro Kono, yang juga merupakan Menteri Transformasi Digital Jepang, mengatakan OECD harus belajar dari Indonesia dan Jepang mengenai masalah ini.

“ASEAN telah mengambil langkah maju dengan Perjanjian Kerangka Digital yang diluncurkan oleh Indonesia, yang mencakup interoperabilitas data, dan kemudian, dengan keandalan data lintas batas, dan yang ketiga, kami telah bergerak melampaui penyelesaian mata uang lokal dengan sistem Push in lima Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan menekankan bahwa negara-negara ASEAN mereka ingin belajar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *