Neraca Perdagangan RI Surplus 52 Bulan Berturut-turut

iaminkuwait.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2024 mengalami surplus sebesar 2,90 miliar dolar, terutama bersumber dari sektor nonmigas dan gas. Surplus ini lebih tinggi dibandingkan surplus neraca perdagangan pada bulan lalu.

Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 52 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, Selasa (17/9/2024).

Surplus perdagangan Agustus 2024 masih ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar 4,34 miliar dolar dengan surplus komoditas terutama bahan bakar mineral, disusul hewan atau sayur-sayuran, serta besi dan baja. .

Dan surplus neraca perdagangan nonmigas pada Agustus 2014 lebih tinggi dibandingkan Juli, namun lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

Pada saat yang sama, defisit perdagangan minyak dan gas sebesar 1,44 miliar dolar dengan komoditas primer minyak dan minyak mentah berkontribusi terhadap defisit tersebut. Defisit neraca perdagangan migas pada Agustus 2024 memang tidak sebesar bulan sebelumnya, namun masih lebih tinggi dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

Secara kumulatif selama September 2014, surplus perdagangan barang Indonesia mencapai 18,85 miliar dollar AS. Jika dicermati lebih detail, secara kumulatif neraca perdagangan barang nonmigas mengalami surplus sebesar 32,54 dolar AS. Sedangkan defisit neraca perdagangan migas mencapai 13,69 miliar dolar AS.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia menurut mitra dagang, pada bulan Agustus 2024 Indonesia mengalami surplus perdagangan yang baik dengan beberapa negara dan tiga terbesar adalah Amerika Serikat yaitu sebesar US$ 1,71 miliar, disusul India sebesar US$ 1,08 miliar, dan Filipina. seharga 0,85 juta.

Lebih spesifiknya, komoditas penyumbang surplus terbesar pada Agustus 2024, pertama di Amerika Serikat, dipimpin oleh mesin dan peralatan listrik serta bagian-bagiannya, disusul pakaian dan aksesoris atau produk rajutan dan alas kaki.

Kemudian yang kedua adalah India yang memiliki surplus terbesar pada kepentingan bahan bakar mineral, serta minyak dan minyak hewani serta besi dan baja.

Negara ini berada di samping Filipina, yang memiliki kelimpahan terbesar dalam bahan bakar mineral bermanfaat, serta kendaraan dan bagian-bagiannya, serta lemak dan minyak hewani atau nabati.

Sementara itu, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dan tiga terbesar adalah Tiongkok sebesar 1,10 miliar dolar, disusul Australia sebesar 0,55 miliar dolar, dan Singapura sebesar 0,31 miliar dolar.

Lebih spesifiknya, komoditas penyumbang defisit terbesar pada Agustus 2024 dipimpin pertama oleh teknik dan teknik mesin Tiongkok serta bagian-bagiannya, kemudian oleh teknik kelistrikan dan peralatan serta bagian-bagiannya, serta kendaraan dan bagian-bagiannya.

Bagi Australia, defisit terbesar terjadi pada logam dan perhiasan/batu mulia, bahan bakar mineral, serta potongan logam, terak dan abu. Sementara di Singapura, defisit terbesar terjadi pada bahan kimia organik, mesin dan peralatan listrik serta bagian-bagiannya, serta plastik dan bahan plastik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *