iaminkuwait.com, WASHINGTON – Krishna Srinivasan, Direktur Dana Moneter Internasional (IMF) departemen Asia-Pasifik, memperkirakan Vietnam akan memiliki banyak peluang ekonomi melalui digitalisasi dan transisi ramah lingkungan.
Pada konferensi pers mengenai prospek ekonomi regional Asia dan Pasifik di Washington, dilansir VNA, Jumat, Srinivasan mengatakan pertumbuhan ekonomi Vietnam kemungkinan meningkat sekitar 6,5 persen.
Pertumbuhan ini disebabkan oleh beragamnya potensi, investasi asing langsung yang signifikan, dan upaya berkelanjutan untuk memperbaiki lingkungan bisnis dan infrastruktur.
Lebih lanjut, Srinivasan mengatakan pertumbuhan ekonomi meningkat secara mengejutkan pada paruh kedua tahun 2023 karena kuatnya permintaan domestik yang mendorong aktivitas, terutama di negara-negara berkembang di Asia.
Malaysia, Filipina, Vietnam dan khususnya India mencatat kejutan pertumbuhan positif yang signifikan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi regional sebesar 5,0 persen pada tahun 2023 jauh lebih kuat dibandingkan pertumbuhan 3,9 persen pada tahun 2022 dan 0,4 poin persentase lebih tinggi dibandingkan perkiraan IMF dalam Regional Economic Outlook bulan Oktober 2023.
Perekonomian regional diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,5 persen pada tahun 2024, atau direvisi naik sebesar 0,3 poin persentase dibandingkan bulan Oktober. Artinya Asia akan berkontribusi sekitar 60 persen terhadap pertumbuhan global.
Pertumbuhan ekonomi, kata Srinivasan, bergantung pada masing-masing negara secara individu. Ia mencontohkan Tiongkok dan India yang IMF memperkirakan investasi akan memberikan kontribusi yang tidak proporsional terhadap pertumbuhan.
Sementara itu, di negara-negara berkembang di Asia kecuali Tiongkok dan India, konsumsi swasta yang kuat akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Ia juga menyebutkan tantangan kebijakan moneter dan merekomendasikan agar pemerintah fokus pada konsolidasi untuk membatasi peningkatan utang publik dan membangun kembali penyangga fiskal.