iaminkuwait.com, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono // Direktur Bidang Tanah dan Air Badan Pangan dan Pertanian // atau Food and Agriculture Organization; Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) Lifeng Li pada Jumat (24/5/2024) di Bali Nusa Dua Convention Center. Pertemuan ini merupakan program tahunan terakhir Menteri Basuki dalam rangkaian World Water Forum ke-10 yang digelar di Basuki. Mei 2024.
Basuki mengucapkan terima kasih kepada delegasi FAO yang berpartisipasi dalam World Water Forum yang diselenggarakan di Bali. “World Water Forum merupakan forum berbagi wawasan, pengalaman dan pengetahuan untuk meningkatkan ketahanan air dan pangan di sektor pertanian untuk mencapai ketahanan air dan pangan di semua negara dengan tetap memperhatikan lingkungan hidup,” tulis Basuki. pengumuman Jumat (24/5/2024).
Pada pertemuan tersebut, pemerintah Indonesia dan FAO berbagi pengalaman mengenai program pengelolaan air pertanian yang lebih baik untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Hal yang sama juga berlaku untuk ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.
“Pengelolaan pertanian dan pangan tidak hanya harus mengelola tanah dan air, tetapi juga tanah dan air, sehingga perlu dibangun jembatan antara pertanian dan air,” kata Basuki.
Basuki juga memaparkan pentingnya pengelolaan air dan pertanian. Tidak kurang dari 15 danau yang masuk kategori buruk di Indonesia. Salah satunya, kata dia, karena buruknya sistem pertanian di daerah tangkapan air.
Misalnya saja tanaman padi yang ditanam dan dipupuk di bagian atas danau. Saat hujan, kotoran tersebut larut dan meresap ke dalam air atau sungai dan terbawa ke danau. Oleh karena itu, penting untuk menghidupkan kembali danau untuk menghemat air dan menjaga ketersediaan air secara berkelanjutan.
“Erosi dan sedimen sebagian besar berasal dari daratan. Oleh karena itu, kita perlu mendekatkan sektor pertanian ke perairan,” kata Basuki.
Untuk menunjang produktivitas pertanian di Indonesia, selama periode 2015-2023, Kementerian PUPR telah menyelesaikan dan membuka 42 dari 61 bendungan yang dibangun hingga tahun 2024. Setelah selesainya 61 bendungan tersebut, luas lahan irigasi akan bertambah 363 ribu hektare. Produksi beras bisa ditingkatkan hingga dua juta ton per tahun.