iaminkuwait.com, BANDUNG – “Yang penting saya menjalankan bisnis agar karyawan bisa mendapat gaji dan menafkahi keluarga.” Demikian penuturan Nina Winarti, aktris UMKM tenun di Kota Bandung, Jawa Barat.
Nina adalah seorang pengusaha rumahan kecil-kecilan yang bekerja di sektor transportasi. Bermodalkan rumah sederhana dua lantai di jalan sempit di Binong Jati, Bandung, Jawa Barat, UMKM yang dikelolanya telah menciptakan lapangan kerja. Daerah ini disebut Kampoeng Rajut.
Ada ratusan warga di kawasan ini yang bermatapencaharian dari bisnis transportasi. Nani memiliki 25 karyawan tidak hanya di Bandung.
“Pegawai saya dari Garut, ekspatriat juga, dan mereka serius bekerja ekstra shift untuk memenuhi biaya hidup keluarga,” ujarnya.
Wanita berusia 46 tahun ini mengatakan ketidakpastian omzet telah mengganggu bisnis ventilasi rumah. Menurutnya, usahanya terkadang menghasilkan keuntungan, namun jarang yang cukup untuk membayar gaji para pekerja.
Oleh karena itu, mereka selalu berdoa agar dapat memberikan penghasilan tetap kepada karyawannya untuk kelangsungan usaha mikronya. “Gaji seseorang maksimal Rp 1 juta per minggu, tapi tergantung kecepatan kerjanya,” kata Nani.
Ibu dua anak ini mengaku menjalankan usahanya dengan pinjaman kredit. Nani saat ini bersyukur BUMN telah mengambil langkah penting dalam bisnisnya dengan mengikuti program asuransi mikro dari Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
“Bayarannya Rp 40 ribu per tahun. Dengan asuransi, Anda akan lebih tenang dalam menjalankan bisnis,” kata Nani.
Direktur Bisnis PT Askrindo Budhi Novianto mengatakan, pihaknya gigih memberikan dukungan dan perlindungan terhadap UMKM. Diketahui, UMKM merupakan salah satu penopang perekonomian nasional. Pasalnya, UMKM menempati sekitar 99% dari total sektor usaha di Indonesia, menyumbang hingga 60,51% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dan menyerap sekitar 97% dari total angkatan kerja di Indonesia. Saat ini kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional baru mencapai 15,7% dari total ekspor nasional, masih lebih rendah dibandingkan Singapura (41%) dan Thailand (29%). Tidak dapat dipungkiri bahwa peran UMKM di Indonesia sangatlah penting dalam perekonomian Indonesia.
Askrindo, anggota Indonesia Financial Group (IFG), berpartisipasi dalam asuransi dan penjaminan untuk mendukung program pemerintah bagi pembangunan perekonomian nasional, khususnya pengembangan UMKM.
“Karena besarnya potensi UMKM di Indonesia, hal ini menjadi peluang bagi kita untuk melindungi pelaku usaha UMKM dan juga menjadi bagian dari literasi asuransi bagi masyarakat.” Dalam hal ini, selain risiko-risiko lain seperti properti, pribadi, transaksional, dan risiko lainnya seperti operasional bisnis, seperti Ibu Nani untuk manajemen risiko. Keamanan menjadi pilar penting bagi pelaku UMKM.
Dengan risiko-risiko seperti ini, kata dia, para pelaku UMKM kini harus mewaspadai asuransi dan memastikan bahwa perlindungan yang mereka miliki dapat memitigasi risiko terhadap kelangsungan usaha. Asuransi Mikro Bisnisku dari Askrindo, preminya sangat kecil hanya Rp 40 ribu per tahun dan nilai pertanggungan Rp 5 juta untuk usaha tetap dan Rp 2,5 juta untuk usaha keliling, pihak akan mendapat ganti rugi tunai. Peserta kehilangan tempat usahanya karena satu atau lebih bencana yang tercantum dalam polis.
“Askrindo menjamin kemudahan bagi UMKM yang ingin melindungi usahanya dari berbagai risiko. “Dengan premi yang lebih kecil maka mereka akan mendapatkan imbal hasil yang lebih besar sehingga terhindar dari kerugian,” kata Buddhi.
Melalui asuransi mikro, Askrindo ingin meningkatkan literasi asuransi di kalangan masyarakat Indonesia yang masih memiliki tingkat kesadaran berasuransi yang rendah, tambah Budi. Produk asuransi mikro Askrindo antara lain Asuransi Mikro Bisnisku, Asuransi Mikro Rumahku, dan Asuransi Mikro Laut (untuk nelayan). Askrindo menegaskan, UMKM akan terus didukung sebagai mitra terpercaya dalam upaya pengamanan.