SCI: Tarif Kompetitif Tol Dorong Efisiensi Logistik hingga 50 Persen 

iaminkuwait.com, JAKARTA – Konsultan Senior Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Purnoto mengatakan persaingan jalan tol mendorong efisiensi transportasi logistik di Tanah Air. Sugi mencontohkan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) yang kini terhubung penuh dengan lima ruas tol jaringan Jakarta Outer Ring Road (JORR) 2. 

“Jalan tol PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP Tollways) yang dibangun dan dioperasikan oleh PT Palindo Solosi Logistics Group sudah lama dinantikan banyak pihak, termasuk industri transportasi dan logistik,” kata Sugi dalam keterangan tertulisnya. Pernyataan di Jakarta, Kamis (18/7/2024).

Sugi mengatakan, konektivitas jalan tol berdampak signifikan terhadap arus logistik, khususnya untuk pengiriman Jakarta Selatan menuju Bogor, Cianjur, Ciawi dan Sukabumi yang hingga saat ini terpusat di Simpang Susun Cikunir dan JORR atau akses Halim di Tol Kawang dan Jaguari. jalan raya. Menurut Sugi, akses tol ini mampu mempersingkat waktu tempuh antara 30-60 menit dibandingkan akses Cikunir dan Cawang. 

“Jika tarif tol kompetitif maka efisiensi transportasi logistik dapat mencapai 30-50 persen yang dapat menurunkan biaya operasional, biaya pemeliharaan, utilisasi aset, serta meningkatkan kecepatan pengiriman (lead time) dan dapat dicapai dengan mengurangi risiko kecelakaan. berkurang,” kata Sugi. 

Sugi mengapresiasi JTCC yang mempercepat dan mempercepat proses pengiriman bahan baku industri manufaktur (inbound) baik dari pelabuhan maupun pemasok lokal, serta pengiriman produk ke perusahaan pelanggan. Sugi mengatakan peningkatan akses jalan tol akan membantu pembangunan dan pengembangan kawasan industri di dekat jalan tol dengan akses khusus. 

“Banyak jalan tol yang mendukung keberadaan banyak kawasan industri seperti Tol Japak, Jaguravi, Jakarta-Tengrang, Jakarta-Merek, Tol Surabaya-Malang, dan lain-lain,” lanjut Sugi. 

Bagi industri transportasi dan logistik, lanjut Sugi, kehadiran jalan tol berpotensi meningkatkan utilisasi armada karena waktu tempuh pengiriman menjadi lebih cepat 30-50 persen. Sugi mengatakan, biaya operasional dan biaya perawatan pesawat lebih hemat karena akses tol memungkinkan pesawat beroperasi dengan kecepatan 60-80 km/jam dalam kondisi konstan.

“Secara nasional, keberadaan jalan tol akan mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan nasional atau jalan arteri, seperti Jalan Pentura, Jalan Artikulasi Sekopo-Padalarang, dan Tol Sumatera. Juga akan menurunkan biaya pemeliharaan jalan nasional. , lanjut Sugi. 

Sugi mengatakan penggunaan jalan tol juga berpotensi mengurangi risiko kecelakaan dengan mengurangi kontak antara armada angkutan dengan kendaraan roda dua dan kendaraan lainnya. Sugi menyarankan, tarif JTCC untuk semua golongan sebaiknya lebih tinggi maksimal 20-30 persen dibandingkan tarif JORR. 

“Jika terlalu mahal, seperti Tol Pelabuhan dari Cibitung hingga Priok, maka JTCC ini berpotensi kurang diminati pengguna dan hanya digunakan sebagai alternatif darurat, bukan untuk kegiatan operasional rutin, termasuk transportasi dan transportasi. logistik. Games,” kata Sugi. 

Menurut Sugi, tarif tol yang kompetitif mendorong para pelaku usaha transportasi dan logistik untuk menggunakannya. Dengan demikian, potensi pendapatan yang tinggi bagi operator jalan tol dapat diharapkan dari banyaknya volume (jumlah) kendaraan yang melewatinya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *