Republik Jakarta — Seperti yang diduga, seringnya marah-marah berdampak buruk pada kesehatan jantung. Kesimpulan tersebut diperkuat oleh penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association (AHA).
Studi ini menunjukkan bahwa pencegahan penyakit jantung memerlukan fokus pada kesehatan mental dan faktor psikososial. Kabar baiknya, ada tips untuk mengendalikan amarah.
“Ada tiga cara utama untuk mengatasi kemarahan: mengungkapkannya, menekannya, atau menenangkannya,” kata Dr. kata Gary Kecil.
Dr Small mengatakan bahwa ketika orang menekan amarahnya, mereka biasanya menekannya dan memaksa diri mereka untuk fokus pada pikiran positif untuk mengalihkan perhatian mereka. Kemarahan cenderung memburuk, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan depresi
Dr. Small membagikan tujuh strategi berikut untuk membantu orang mengatasi kemarahan.
1. Identifikasi pemicu Anda
Cobalah untuk mengenali apa yang memicu perasaan marah. Misalnya, ada orang yang merasa jengkel jika diabaikan, ada pula yang sedih jika dikritik.
“Jika Anda bisa mengidentifikasi apa yang memicu kemarahan Anda, Anda akan lebih mampu mengelolanya,” katanya. Kata Ko.
2. Belajar rileks
Dr. Menurut Small, penelitian menunjukkan bahwa meditasi setiap hari meningkatkan mood dan fungsi kognitif. Strategi ini melibatkan pengendalian perilaku saat marah dengan mengendalikan respons fisiologis internal seperti ketegangan otot dan pernapasan.
Mengenali pemicu kemarahan dapat memberi Anda petunjuk kapan harus tenang dan rileks. Untuk melakukan ini, bernapaslah dalam-dalam dan perlahan, bayangkan gambaran mental yang menenangkan, dan bermeditasi.
3. Berpikirlah sebelum Anda melepaskan amarah Anda.
Ekspresi kemarahan yang tidak terkendali mempunyai konsekuensi kesehatan dan sosial. Oleh karena itu, ingatlah pemicu agresi Anda dan cobalah untuk menghindari ledakan kemarahan.
4. Olah raga agar tetap aktif
Olahraga teratur membantu mengendalikan emosi. Anda juga dapat memilih untuk memukul karung tinju untuk mengurangi stres akibat kemarahan.