iaminkuwait.com, JAKARTA – Hybe, agensi di balik sensasi K-pop global seperti BTS, mendapat kecaman setelah laporan internalnya mengenai audit Majelis Nasional Korea Selatan terungkap. Selain komentar kasar terkait penampilan fisik anggota grup di bawah umur, laporan tersebut juga memuat taktik penjualan album yang tidak etis, yaitu pembelian album secara massal.
Selama audit yang dilakukan oleh Komite Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Majelis Nasional pada hari Kamis, anggota parlemen dari Partai Demokrat Korea Min Heung-bae berbicara dengan Kim Tae-ho, chief operating officer (COO) Hibe dan CEO anak perusahaannya Beelift Lab Asked tentang ini. Praktik internal perusahaan yang kontroversial. Min kemudian merilis dokumen hype internal berjudul “Laporan Industri Musik Mingguan”, yang mencakup ikhtisar tren industri. Laporan tersebut memuat kalimat seperti “Mereka mendebutkan para anggota pada usia yang aneh, tidak ada yang menonjol”, “Mereka telah menjalani banyak operasi plastik”, dan “Beberapa anggota sangat tidak menarik”.
Nama-nama idola yang disebutkan dalam laporan tersebut disembunyikan, dan sumber komentar tidak dijelaskan atau ditindaklanjuti selama sesi tersebut. Ulasan ini dikumpulkan setiap minggu dan dibagikan kepada eksekutif tingkat tinggi di Hyb dan sub-labelnya. Min mengecam isi laporan tersebut. “Penilaian dan ekspresi yang menghina ini ditujukan kepada anak di bawah umur, yang mencerminkan sikap tidak manusiawi terhadap idola,” kata Min pada Senin (28/10/2024), dilansir The Korea Times.
Sebagai tanggapan, Kim mengatakan bahwa Hybe secara ketat memantau opini publik tentang artisnya dan industri K-pop, dan menambahkan bahwa penilaian ini bukanlah posisi resmi perusahaan. Ia mengatakan, laporan tersebut merupakan kompilasi dari berbagai pendapat yang ditemukan secara online.
Menteri Kebudayaan Yoo In-chon yang juga hadir mengungkapkan keprihatinannya. “Ekspresi ini sangat kasar. Menteri Yoo mengatakan, “Ini keterlaluan, terutama mengingat para karyawan dan keluarga mereka dapat melihat dokumen-dokumen ini.”
Kontroversi manipulasi grafik
MP Min juga menuduh Hyebe menggunakan taktik yang patut dipertanyakan untuk menggelembungkan angka penjualan album. Data minimal menunjukkan bahwa Hib menjual album dengan harga yang dapat dikembalikan, menghasilkan penjualan antara 70K dan 200K unit tambahan di minggu pertama (dikenal sebagai charting awal). Angka yang meningkat ini digunakan untuk tujuan promosi, dan album yang tidak terjual kemudian dikembalikan dananya.
Kim membenarkan bahwa ada dua penjualan yang dapat dikembalikan tahun lalu. Namun dia menekankan bahwa ini adalah bagian yang dapat diabaikan dari total penjualan. Dia mengatakan tindakan ini bukan merupakan kebijakan perusahaan tetapi merupakan hasil keputusan yang diambil oleh karyawan tingkat bawah dan pedoman baru telah diterapkan untuk mencegah terulangnya praktik serupa.
Nugens dituduh melakukan plagiarisme
Laporan tersebut juga mengungkap dugaan terkait konsep plagiarisme antar sublabel Hib. Bylift Lab, pemilik girl grup ILLIT, dituduh meniru konsep grup label hype lainnya, Newzines, yang dikembangkan di bawah kepemimpinan mantan CEO Adore Min Hee-jin.
Kim membantah klaim plagiarisme tersebut, dan mengatakan bahwa klaim tersebut tidak berdasar. Dia mengatakan tuntutan perdata dan pidana telah diajukan terhadap Min, mantan CEO Adore, dan perusahaan sedang menunggu keputusan pengadilan mengenai masalah tersebut.