Wanita di Ngawi Meninggal Setelah Cabut Gigi Bungsu, Seberapa Besar Bahaya Melakukannya?

iaminkuwait.com, JAKARTA – Peristiwa tragis menimpa seorang perempuan asal Ngawi yang meninggal dunia setelah gigi bungsunya dicabut di klinik khusus gigi. Setelah gigi bungsu wanita tersebut dicabut, lehernya mulai membengkak.

Dokter rumah sakit melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menemukan bahwa infeksi juga menyebar dengan cepat di paru-paru. Upaya untuk membersihkannya tidak berhasil. Seorang pasien wanita meninggal karena komplikasi infeksi parah setelah pencabutan gigi bungsu.

Gigi bungsu, disebut juga gigi geraham ketiga, merupakan gigi terakhir yang tumbuh di usia dewasa. Terletak di bagian belakang mulut, gigi bungsu terkadang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mulut jika tidak mengalir dengan baik atau tersangkut di gusi atau rahang. Namun, tidak semua orang memiliki gigi bungsu dan keberadaannya tidak diperlukan.

Seperti dilansir Cleveland Clinic, Jumat (10/5/2024), ketika gigi bungsu tumbuh pada posisi yang tepat, maka gigi tersebut dapat memberikan dukungan tambahan pada rahang dan mulut. Namun, karena perubahan pola makan manusia modern, di mana makanan menjadi lebih mudah untuk digiling dan disiapkan, gigi bungsu sering kali dianggap ketinggalan zaman. Oleh karena itu, meskipun gigi bungsu mungkin memiliki tujuan evolusioner di masa lalu, banyak orang saat ini menganggapnya tidak diperlukan.

Gigi bungsu biasanya tumbuh di bagian belakang mulut, di belakang gigi geraham kedua, dan muncul antara usia 17 dan 25 tahun. Tanda-tanda pertumbuhannya antara lain gusi memerah atau bengkak, nyeri rahang, atau bintik putih di bagian belakang janggut terakhir. Namun, tidak semua orang mengalami tumbuhnya gigi bungsu, bahkan ada pula yang tidak pernah mengalami tumbuhnya gigi bungsu.

Jika ada masalah seperti gigi bungsu tidak bersentuhan atau tidak tumbuh dalam, hal ini dapat menyebabkan sakit gigi, infeksi atau kerusakan pada gigi dan jaringan sekitarnya. Dalam kebanyakan kasus, pencabutan gigi bungsu adalah prosedur paling umum yang dilakukan oleh dokter gigi atau ahli bedah mulut. Namun, tidak semua gigi bungsu perlu dicabut dan keputusannya tergantung pada kondisi spesifik gigi dan kesehatan mulut pasien.

Merawat gigi bungsu mencakup praktik kebersihan mulut yang baik, seperti menyikat gigi secara teratur, membersihkan gigi dengan benang, dan penggunaan antibiotik. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mengetahui apakah gigi bungsu Anda memerlukan perawatan atau pencabutan khusus.

Menurut National Library of Medicine, pencabutan gigi bungsu seringkali menjadi pilihan terakhir jika gigi tersebut menimbulkan masalah atau mungkin menimbulkan masalah di kemudian hari. Namun, sebelum memutuskan untuk mencabut gigi bungsu, penting bagi pasien untuk memahami fakta dan risiko yang terkait dengan prosedur tersebut.

Gigi bungsu yang hilang atau terbentur mungkin tidak menimbulkan masalah, namun terkadang dapat menyebabkan nyeri, bengkak, kerusakan gigi, atau radang gusi. Keputusan pencabutan gigi bungsu harus dipertimbangkan secara matang dan didasarkan pada sejumlah pertimbangan, termasuk apakah gigi bungsu tersebut sudah menimbulkan masalah atau berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari.

Risiko yang terkait dengan pencabutan gigi bungsu juga harus dipertimbangkan, seperti pembengkakan, nyeri, infeksi, kerusakan saraf atau pembuluh darah, dan potensi komplikasi lainnya. Jika gigi bungsu perlu dicabut, penting bagi pasien untuk memahami cara mengatasi rasa sakit selama dan setelah operasi.

Obat pereda nyeri seperti ibuprofen dan paracetamol dapat membantu mengurangi nyeri setelah prosedur. Selain itu, menjaga kebersihan mulut dan mengoleskan kompres es ke pipi juga dapat membantu penyembuhan. Berkonsultasi dengan dokter gigi merupakan langkah penting dalam menentukan apakah pencabutan gigi bungsu diperlukan dan seberapa baik Anda dapat menangani prosesnya. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *