iaminkuwait.com JAKARTA: Wakil Menteri Pertanian (Wamenthan) Sudarino mengatakan peluang petani mendapatkan pupuk bersubsidi semakin membaik setelah pemerintah memutuskan menambah penyaluran subsidi menjadi 9,55 juta ton dari sebelumnya 4,75 juta ton.
Sudaryono pada Selasa (8 Desember 2024) di pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) di Lhokseumawe, Aceh, memuji komitmen Pupuk Indonesia dalam menyuplai pupuk kepada petani. Mendukung ketahanan pangan nasional.
Insya Allah ketersediaan pupuknya lebih baik. Kalau yang disetujui pemerintah 9,5 juta ton, akan berlipat ganda, kata Sudaryono di Jakarta. “Dibandingkan dulu sudah lebih baik.” Rabu (13/8/2024).
Menurut Sudaryono, petani mengatakan lebih baik pada kondisi subur. Namun Sudaryono masih memiliki sedikit kendala dengan distributor atau reseller dan distributor yang mungkin tidak mempunyai cukup uang untuk menebusnya.
“Mungkin itu perlu kita perbaiki,” kata Sudaryono.
Menanggapi hal tersebut, CFO PT Pupuk Indonesia Wono Budi Tjahyono mengatakan Pupuk Iskandar Muda yang merupakan bagian dari PT Pupuk Indonesia (Persero) siap memenuhi kebutuhan pupuk kedua petani terdaftar di Sumut, termasuk Aceh. Dividen ditentukan oleh Dewan. BUMN produsen dan distributor pupuk berlisensi Wono, Pupuk Indonesia siap memenuhi kebutuhan petani terdaftar di seluruh tanah air, termasuk kebutuhan petani terdaftar di Sumatera Utara dan Aceh.
Pupuk Indonesia menyambut baik keputusan pemerintah yang menggandakan subsidi pupuk dari 4,75 juta ton menjadi 9,55 juta ton pada akhir tahun 2024, kata Wono.
Vono mengatakan pembagiannya meliputi empat jenis pupuk, yaitu UAPK, NPK persiapan khusus, dan pupuk organik baru. Tambahan penyaluran keempat pupuk tersebut dipastikan berupa urea 4.634.626 ton, NPK 4.278.504 ton, pupuk khusus NPK 136.870 ton, dan pupuk organik 500.000 ton.
Stok penopang provinsi tercatat sebanyak 1.175.353 ton per 12 Agustus 2024, kata Vono.
Wono mengatakan, seluruh saham tersebut bisa diakses oleh petani yang terdaftar dalam Rencana Kebutuhan Kelompok Definitif (RDKK). Kepada petani tidak berdokumen, Indonesia memasok total 444.881 ton pupuk non-subsidi, termasuk 355.989 ton urea dan 88.892 ton NPK.
Sementara itu, Pupuk Indonesia membantu Sumut dengan bantuan pupuk sebanyak 96.387 ton, meliputi urea 82.630 ton dan NPK 13.757 ton. Sementara total stok di Aceh tercatat 12.396 ton, meliputi urea 10.329 ton dan NPK 2.067 ton.
Sesuai Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Vono mengatakan petani terdaftar yang dapat menerima subsidi pupuk adalah petani yang tergabung dalam petani dan terdaftar di RDKK. Pupuk bersubsidi diperuntukkan bagi petani pertanian di bidang pangan seperti padi, jagung, dan kedelai, serta tanaman sub kebun seperti cabai, bawang merah, dan tanaman sampingan seperti perkebunan rakyat, tebu, kakao. Dan kopi.
Dari usaha pertanian tersebut, ia memperluas kriteria Wono menjadi lahan pertanian maksimal 2 hektar, termasuk petani yang tergabung dalam Hutan Kemasyarakatan Desa (LMDH) sebagaimana dipersyaratkan undang-undang. Sesuai aturan baru, pencantuman data petani dalam RDKK dapat dievaluasi setiap empat (empat) bulan pada tahun berjalan.
“Sebaliknya, bagi petani yang tidak terdistribusi, bisa diikutsertakan dalam proses registrasi selama proses berlangsung,” kata Vono dalam “Penilaian Tahun Berjalan”.