Sirnakan Rasa tak Bahagia dengan Jurnal Bersyukur

iaminkuwait.com, JAKARTA – Dokter spesialis kesehatan jiwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta, dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ, menganjurkan untuk rutin menulis jurnal syukur, semacam jurnal, untuk meringankan perasaan tidak bahagia.

“Tulislah hal-hal yang kamu syukuri, bahkan hal-hal sederhana yang patut kamu syukuri. Melakukan hal ini secara rutin bisa membantu kamu menghilangkan rasa tidak bahagia,” kata Vivi, sapaan akrab Zulvia, saat ditemui usai kejadian. “Jakarta Berjaga, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta” di Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (28/04/2024). 

Vivi menuturkan, isi jurnal rasa syukur sedikit berbeda dengan jurnal orang kebanyakan karena isinya bukan tentang mengeluh. Sebaiknya jangan menuliskan keluh kesah dan jangan membandingkan kebahagiaan diri sendiri dengan standar kebahagiaan yang datang dari luar.

“Ciptakan kebahagiaanmu sendiri, karena setiap orang berhak untuk bahagia, dan ternyata kebahagiaan itu adalah segala hal baik yang kita miliki,” kata Vivi.

Selain itu, Vivi menyarankan untuk menuliskan pencapaian sederhana yang Anda sukai, seperti bertemu seseorang yang Anda cintai atau berolahraga di gym, agar Anda dapat mengulangi kegembiraan tersebut keesokan harinya.

Vivi mengatakan, menulis di jurnal rasa syukur dapat membantu masyarakat belajar menerima kenyataan dan melihat sisi positif dari segala permasalahan.

Bahkan, masyarakat bisa mengubah cara pandangnya agar tidak terlalu terpaku pada sisi negatifnya, sehingga di kemudian hari, ketika masalah muncul kembali, mereka bisa belajar dari pengalaman.

Peran penerimaan dan penghayatan diri yang baik sangatlah mendasar. Jika seseorang dapat mempraktikkan penerimaan yang baik terhadap diri sendiri dan situasi kehidupan yang dialami, hal ini membantu seseorang menjadi lebih bahagia.

Berdasarkan laporan The Least and Most Stressful Cities Index 2021, Jakarta masuk dalam 10 besar kota paling stres di dunia. Dalam kurun waktu 21 Juli hingga 4 Agustus 2023, 31 negara menyatakan kesehatan mental merupakan masalah kesehatan yang paling mengkhawatirkan, setelah kanker.

Untuk itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyelenggarakan Jakarta Berjaga (Berjaga, kependekan dari Bergerak, Berkarya, Berolahraga dan Berbahagia). Salah satu inti acaranya adalah seminar edukasi kepada masyarakat tentang cara mencapai kebahagiaan.

Dalam rangka Jakarta Vigil, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengundang dokter spesialis jiwa dari RSUD Tarakan Jakarta, dr. “Unconditional Happiness”.

Saat itu, dr Yenny menyarankan untuk mengurangi ketergantungan atau kecanduan terhadap penggunaan gadget. Salah satunya adalah aktivitas fisik seperti olahraga santai seperti jalan kaki dan yoga serta bersosialisasi untuk menciptakan hormon bahagia atau endorfin yang membuat tubuh nyaman.

Ia juga mengatakan bahwa individu yang melakukan lebih dari 7.500 langkah per hari memiliki penurunan risiko penyakit kronis secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang kurang aktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *