Respons Potensi Rasio Utang Naik Jadi 50 Persen PDB, PDIP: Perlu Ada Konsep Jelas

iaminkuwait.com, JAKARTA – Politisi dan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Indonesia (PDIP). Ia menilai peningkatan besar tersebut harus dibarengi dengan penjelasan yang masuk akal, yakni berdasarkan kejelasan tujuan pendapatan dan efektivitas dana.

“Kita tidak bisa mengevaluasi tanpa menambah informasi kenaikan uang pajak, PNBP (Pajak Umum Bukan Pajak), dan dampak belanjanya,” kata Dolfie kepada Republik, Jumat (12/7). /2024) barat.

BACA JUGA: Perbanyak berbuat, maka Rasulullah akan mengetahui wajah kita di hari kiamat.

Dolfie mengatakan, harus ada pendekatan penganggaran yang rasional agar bisa memperhitungkan peningkatan jumlah utang. Menurut dia, penerbitan dana melalui utang merupakan bagian terakhir dari upaya peningkatan tarif pajak, PNBP, dan efisiensi belanja pemerintah serta risiko keuangan.

“Dulu saat kampanye pemilu ada pemikiran menaikkan tarif pajak menjadi 23 persen, kalau itu terjadi tentu pendanaannya harus melalui utang. “Itulah mengapa seluruh situasi diperlukan,” katanya.

Namun, menurut keterangannya, saat ini gagasan pajak 23 persen tidak dibahas sebagai penerimaan negara di pesta APBN dengan Komisi XI di DPR.

“Kita hanya bicara gizi gratis yang masuk APBN 2025,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia menegaskan, informasi detail mengenai tarif pajak, PNBP, dan dampak belanja harus diberikan terlebih dahulu. Dia baru saja mulai berbicara tentang keringanan utang.

“Masih belum ada ide menaikkan tarif pajak menjadi 23 persen, kenapa mau menambah utang?” kata Dolfie.

Dolfie melanjutkan, utang diperlukan jika pendapatan pemerintah tidak mampu membiayainya. Oleh karena itu, pertama-tama kita harus mengetahui berapa banyak uang yang masuk ke pemerintah, pengeluaran yang efektif, dan utang yang sesuai.

Oleh karena itu, tujuan penagihan utang harus dilihat dari segi peningkatan pendapatan dan pengeluaran. “Itu sebagian salah,” tegasnya.

Sebelumnya, rumor yang beredar menyebutkan bahwa presiden baru, Prabowo Subianto, akan meningkatkan utang negara dari 39 persen menjadi 50 persen dari total PDB. Hal itu disampaikan Hashim Djojohadikusumo, adik laki-laki Prabowo.

Menurut Hashim, bahkan ada laporan yang dilaporkan ke Bank Dunia. “Saya berbicara dengan Bank Dunia dan menurut mereka 50 persen adalah langkah yang bijaksana,” kata Hashim saat berbicara kepada Financial Times dikutip di Jakarta, Jumat (12/7/2024).

Kepada Financial Times, Hashim mengaku peningkatan jumlah utang tersebut merupakan dukungan nutrisi gratis yang merupakan rencana pasangan Prabowo-Gibran. Namun, lanjut Hashim, penyaluran utang akan lebih banyak seiring dengan peningkatan pendapatan negara.

Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan dan menambah utang. Hashim bisa mendapatkan pendapatan dari pajak, pajak ekspor, pajak sumber daya mineral, dan pajak impor, kata Hashim.

Ketika didesak secara spesifik, Bank Dunia menolak menanggapi permintaan komentar mengenai masalah ini. Aturannya, sesuai Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, rasio utang pemerintah ditetapkan sebesar 60 persen terhadap PDB.

Program pinjaman Pemerintahan Prabowo menandai perubahan besar terhadap sikap konservatif Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menjadikan Indonesia sebagai perusahaan industri. Hashim adalah salah satu penasihat terdekat Prabowo dan akan memainkan peran penting pada bulan Oktober.

Hal itu kabarnya diungkapkan Hasyim dalam pertemuan yang ia lakukan dengan sejumlah perusahaan dan konsultan pada Juni 2024. Menurut sumber, Hashim menyebut akan mencapai target 39 persen hingga 50 persen utang pemerintah kepada negara, yakni Prabowo untuk mengatakan dua persen. lima tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *