iaminkuwait.com, Bangkok – Penjualan kendaraan listrik (EV) di Asia Tenggara tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Counterpoint Research mencatat BYD Tiongkok dan VinFast Vietnam memimpin pasar penjualan kendaraan listrik Asia Tenggara.
Counterpoint mengatakan penjualan kendaraan listrik di wilayah tersebut meningkat dua kali lipat pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara penjualan kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) turun 7%.
Analis Counterpoint Abhik Mukherjee yakin produsen mobil Tiongkok mengambil keuntungan dari ketertinggalan pabrikan Jepang dan Korea dalam adopsi kendaraan listrik. “Lebih dari 70% penjualan kendaraan listrik di kawasan ini berasal dari merek Tiongkok yang dipimpin oleh BYD,” ujarnya.
Pada kuartal pertama tahun lalu, 75% kendaraan listrik yang dijual di Asia Tenggara diproduksi oleh produsen mobil Tiongkok.
Thailand, negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara, memimpin pasar kendaraan listrik, dengan produsen mobil Tiongkok berjanji untuk berinvestasi lebih dari $1,44 miliar pada pabrik manufaktur baru. Negara ini menyumbang 55% dari total penjualan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada kuartal pertama, dengan segmen tersebut tumbuh 44% dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, penjualan kendaraan listrik baterai (BEV) di Vietnam meningkat lebih dari 400%. Menurut laporan, Vietnam menyumbang sekitar 17% penjualan di Asia Tenggara.
BYD, produsen mobil listrik asal Tiongkok, tetap mempertahankan posisi dominannya dengan menguasai 47% pangsa pasar regional. Juara kedua diraih oleh WinFast dari Vietnam.
BYD telah menikmati kesuksesan awal di Asia Tenggara melalui kemitraan distribusi dengan konglomerat lokal besar, sementara pangsa pasar Tesla yang berbasis di AS turun dua poin persentase menjadi 4% pada kuartal pertama meskipun terjadi peningkatan penjualan sebesar 37%.
Beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Thailand dan Indonesia, telah memperkenalkan berbagai insentif untuk merangsang permintaan kendaraan listrik dan menarik investasi baru. Langkah ini disambut baik oleh produsen mobil Tiongkok ketika mereka mencoba berekspansi ke luar negeri di tengah persaingan yang ketat di dalam negeri.
“Asia Tenggara menjadi wilayah ekspansi besar bagi produsen mobil Tiongkok,” kata Mukherjee.