BRIN Sebut Mpox Clade Ib Timbulkan Gejala Lebih Parah dan Cepat Menular

iaminkuwait.com, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan kewaspadaan terkait varian baru virus cacar monyet (Mpox), yakni varian clade Ib. Menurut BRIN, varian tersebut memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dan dapat menimbulkan gejala yang lebih parah bahkan pada anak-anak.

“Sebagai organisasi penelitian, BRIN mempunyai salah satu peran pencegahan epidemi/KLB di Indonesia. Perlunya melanjutkan penelitian lebih lanjut mengenai epidemiologi, penularan dan pengembangan vaksin atau terapi baru untuk mencoba mengendalikan Mpox,” ujarnya. Kepala Lembaga Penelitian Kesehatan BRIN Ni Luh Putu Indi Dharmayanti dalam keterangan resminya, Rabu (09/04/2024) di Jakarta.

Indi menjelaskan, Mpox dipengaruhi oleh beberapa clade yaitu clade Ia, clade lb, dan clade Ilb. Clade Ia dikaitkan dengan kasus yang terjadi pada anak-anak dan orang dewasa dengan manifestasi klinis yang lebih parah.

Sedangkan penularan dari orang ke orang pada kelompok lb dan lb terutama terjadi melalui kontak seksual. Setelah varian Clade Ib ditemukan di luar kawasan Afrika, dilakukan screening ketat.

Dia menjelaskan, pemerintah telah mengambil langkah cepat untuk mencegah lonjakan kasus Mpox dengan memperketat kontrol kesehatan di pintu masuk negara dan mengaktifkan kembali pelacakan mobilitas penumpang melalui aplikasi SATUSEHAT Health Pass.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah memutuskan untuk mengaktifkan kembali sistem deteksi dini penyakit menular untuk mencegah masuknya penyakit Mpox ke dalam negeri. Ini merupakan strategi pengawasan yang dilakukan pemerintah sebagai respons terhadap munculnya strain Mpox terbaru yang disebut 1B, karena memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan strain pendahulunya, 2B.

“Strain 1B ini angka kematiannya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang ditemukan di Indonesia, di Asia umumnya 2B. Jadi kekhawatirannya mungkin lebih besar karena ada varian baru yang angka kematiannya hampir 10 persen dibandingkan varian lama. Itu 0,1 persen, katanya.

Metode kartu pengawasan elektronik, kata Budi, sama dengan aplikasi Pedulilindungi yang sebelumnya diterapkan pada masa pandemi Covid-19. Menurut Budi, siapa pun yang bepergian dari luar negeri akan memindai barcode atau kode QR yang mencatat riwayat perjalanan, dengan pesan peringatan berwarna kuning, hijau, dan merah. Kementerian Kesehatan telah menyiapkan dua mesin PCR yang mendeteksi gejala Mpox dalam waktu 30 hingga 40 menit disimpan di Jakarta, Cengkareng dan Bali.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *