iaminkuwait.com, BANDUNG Barat — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan salah satu sektor produksi andalan peningkatan nilai tukar mata uang dan perekonomian nasional.
Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier di Kabupaten Bandang Barat, Jawa Barat, Selasa, mengatakan, alasan sektor TPT menjadi industri unggulan adalah karena kontribusi tekstil. o mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Ia mencatat, pada kuartal I 2024, industri TPT mulai menunjukkan perbaikan kinerja yang signifikan. Hal ini terlihat dari produk domestik bruto (PDB) yang tumbuh sebesar 2,64% year-on-year (YoY).
“Dibandingkan triwulan IV tahun 2023, secara triwulan terjadi kenaikan sebesar 5,92 persen, sedangkan terjadi kontraksi minus 1,15 persen,” ujarnya.
Ia menambahkan, ekspor sektor TPT juga meningkat sebesar 0,19 persen atau senilai US$2,95 miliar pada triwulan I 2024, meski situasi pasar global masih belum menentu akibat ketidakpastian geopolitik pada periode tersebut.
Sementara itu, penyerapan penanaman modal asing (FDI) pada industri TPT meningkat sebesar 70,2 persen dan nilai investasinya mencapai 194,3 miliar dolar AS.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengekspor produk kain tekstil produksi perusahaan Jawa Barat, PT Mahugi Jaya Sejahtera, ke Dubai dengan nilai transaksi USD 350.000.
Ekspor ini merupakan komitmen penjualan tahunan sebesar 5 juta meter dari masing-masing perusahaan, serta pembukaan pasar non-tradisional Indonesia ke negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Pasar domestik pakaian dan tekstil di negara-negara Timur Tengah diperkirakan akan terus tumbuh secara signifikan selama 5 tahun ke depan, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 7 persen, menjadikan pasar fesyen bernilai US$89 miliar.