iaminkuwait.com, JAKARTA – Sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang mengaitkan konsumsi liter air dengan autisme pada anak. Autisme adalah kelainan perkembangan kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetika dan kemungkinan cacat lahir.
Psikolog klinis di MS School & Wellbeing Center Mutiara Child Growth and Development Home Clinic mengatakan tidak ada korelasi antara galon air yang dikonsumsi ibu selama hamil dengan autisme pada anak. Ia mengatakan autisme pada anak disebabkan oleh gangguan perkembangan saraf.
“Autisme itu penyakit perkembangan syaraf. Penyakit itu merupakan penyakit perkembangan syaraf. Jadi gangguan pertumbuhannya ada di saraf atau neurologi,” ujarnya, Rabu (3/7/2024).
Ia menjelaskan, di bidang psikologi, kedokteran, dan psikologi, tidak ada yang bisa menjelaskan secara jelas alasannya, karena banyak hal yang bisa berbahaya. Mutiara mencontohkan seperti kelainan DNA akibat mutasi genetik, kehamilan berisiko tinggi atau stres dan kecemasan saat hamil.
Mutiara menjelaskan sederet tanda autisme pada anak, salah satunya adalah tidak menangis saat lahir. “Ini salah satu tanda kemungkinan ada masalah pada tumbuh kembang anak, tapi belum tentu mengarah ke autisme, jadi kita masih belum tahu penyebab sebenarnya,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, yang jelas anak autis mempunyai permasalahan dalam tumbuh kembangnya, baik dalam bahasa, fisik, motorik, gerak tubuh, atau hubungan. “Jadi kalau ada masalah harus dilihat dulu. Anak autis juga spektrumnya luas, ada yang kuat dan ada yang lemah,” ujarnya.
Menurutnya, pengobatan yang diberikan harus sesuai dengan sifat masalah, usia, dan kebutuhan. Ia mencontohkan, bagi anak autis yang merupakan anak normal yang tidak bisa duduk, tidak bisa berbicara, dan mengeluarkan suara, bisa jadi anak tersebut mengalami masalah emosional dan bisa mendapat penanganan psikologis.
Sedangkan anak yang mengalami kesulitan kemandirian, kata dia, sering kali ditangani dengan terapi perilaku. Ia menyarankan anak menghindari berbagai jenis makanan, seperti makanan dan minuman manis, karena dapat merangsang hormon kesenangan.
“Hormon ini membuat anak autis menjadi lebih aktif. Sementara itu, anak autis tidak bisa mengontrol tubuhnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Dokter Spesialis Kedokteran Universitas Indonesia dr Rini Sekartini Sp A (K) membenarkan bahwa belum ada bukti bahwa botol galon biru yang dapat digunakan kembali dapat menyebabkan “autisme” pada anak. Oleh karena itu, menurut Rini, belum dilakukan penyelidikan terkait hal tersebut.
“Belum ada penelitian mengenai pengaruh air galon biru yang bisa digunakan pada anak autis. Karena buktinya juga belum ada,” ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa “autisme” atau “autisme” adalah suatu masalah atau kelainan perilaku pada anak yang disebabkan oleh banyak faktor, termasuk genetik.
Dokter menyebutkan beberapa faktor risiko yang diketahui, seperti riwayat kelahiran prematur, riwayat infeksi pada masa kanak-kanak, dan penyakit sebelumnya. “Tetapi yang pasti, galon air biru yang dapat digunakan kembali tidak menyebabkan autisme. Itu sepenuhnya salah. Karena belum ada satu pun penelitian yang menunjukkan bahwa autisme disebabkan oleh galon air biru yang dapat digunakan kembali,” ujarnya.