Ingat Kasus Nimas dan Adi ‘Neraka 10 Tahun’? Kisahnya akan Dibuat Film

iaminkuwait.com, JAKARTA – Kasus Nimas dan Adi belakangan ini ramai di media sosial. Tak hanya di dunia maya, kisah menarik ini rupanya menarik perhatian rumah produksi Soraya Intercine Films. Kisah Nimas yang telah mengikuti pria bernama Adi selama 10 tahun akan segera difilmkan oleh Soraya Intercine Films.

“Saya tidak menyangka cerita saya akan difilmkan karena tujuan saya viral kemarin adalah untuk memberikan sanksi sosial kepada pelaku kejahatan,” Nimas, perempuan yang kisahnya akan dijadikan film, dikutip dalam siaran persnya, Kamis. (30) /5/2024).

“Sekarang sudah keluar berkah seperti itu. Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan. Berkatnya tidak disangka-sangka,” ujarnya lagi.

Kisahnya bermula saat Nimas menceritakan pengalaman kurang menyenangkannya di akun X pribadinya (dulu Twitter). Nimas menuturkan, ada seorang pria yang menguntitnya selama 10 tahun hingga kisahnya viral di internet dan membuat heboh internet.

Dalam cerita yang dibagikannya, Nimas ingin pelaku diberikan sanksi sosial dan pencegahan hingga berhenti melakukan penguntitan. Namun, dia tak menyangka tulisannya akan mendapat respons dari pihak kepolisian untuk mengusut kasus tersebut.

Kini ceritanya siap diadaptasi menjadi film oleh rumah produksi Soraya Intercine Films. Ia pun menemui produser Sunil Soraya untuk menerima tawaran mengadaptasi kisah hidupnya.

Keyakinan ini juga didorong oleh keinginannya untuk mendorong korban lain seperti dirinya agar berani bersuara. Baginya, film bisa dijadikan media agar tidak semakin banyak korban yang ditemukan, terutama perempuan yang bungkam saat menghadapi pengalaman serupa.

“Saya membutuhkan sebuah platform, saya membutuhkan tempat untuk membicarakan masalah dan kekhawatiran saya

Ditambahkannya, benang merahnya adalah kamu perempuan, kamu sudah lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa, kamu lemah dan bingung, dan kamu selalu dipandangi sehingga harus berjuang sendiri. “Tetapi jangan pernah takut untuk berbicara.”

Jika filmnya sudah rampung, Nimas berharap karya tersebut bisa menjadi sarana edukasi di bidang akademik. Ia pun berharap tidak ada lagi yang menyalahkan perempuan ketika laki-laki atau individu lain berperilaku buruk, termasuk penguntitan yang dialaminya.

“Menjadi perempuan itu tidak mudah, (laki-laki) menjadi gila, mengkritik juga salah, ketika posisi perempuan sangat rentan, terjadi ketidakadilan sosial, saya berharap film tentang kasus saya ini dapat membantu masyarakat semakin meningkat. buka saja,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *