iaminkuwait.com, JAKARTA – Paparan antibiotik sejak dini dikatakan meningkatkan risiko terkena asma pada anak-anak dengan mengubah sel-sel usus, menurut sebuah studi baru. Antibiotik secara spesifik dapat mengurangi produksi asam indole propionat (IPA) di usus, suatu zat yang penting untuk perlindungan jangka panjang terhadap asma.
“Kami menemukan bahwa efek antibiotik adalah menurunkan regulasi bakteri yang memproduksi IPA, sehingga menurunkan regulasi gen penting yang berpotensi mencegah asma,” kata pemimpin peneliti Ben Marsland, profesor imunologi di Monash University di Australia. US News, Rabu (17/7/2024).
Diterbitkan di jurnal Immunity, para peneliti melakukan percobaan pada tikus laboratorium. Para peneliti menemukan bahwa ketika mereka diberi antibiotik sejak dini, tikus percobaan lebih rentan terkena alergi debu. Asma pada manusia biasanya disebabkan oleh paparan tungau debu.
Kerentanan terhadap infeksi tungau debu tetap ada pada tikus, bahkan setelah tingkat mikrobioma usus dinormalisasi oleh IPA, kata Marsland. Hal ini menunjukkan bahwa peran IPA dalam membangun respons imun yang efektif penting dilakukan sejak dini.
Selain itu, ketika tikus diberi makanan yang dilengkapi dengan IPA di awal kehidupannya, mereka secara efektif sembuh dari alergi debu dan asma.
– Penggunaan antibiotik pada tahun pertama kehidupan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan, yaitu berkurangnya bakteri pendukung kesehatan. “Studi ini menunjukkan bahwa antibiotik menyebabkan penurunan IPA yang signifikan di awal kehidupan seiring dengan matangnya sel paru-paru kita, menjadikannya kandidat untuk pencegahan peradangan saluran napas,” kata Marsland.
Ia juga menekankan bahwa temuan ini memperkuat pentingnya menciptakan mikrobioma yang stabil pada anak-anak. Selain itu, produk makanan kaya IPA dapat membantu anak terhindar dari asma.
Meski demikian, Marsland berharap kedepannya akan lebih banyak lagi penelitian yang melibatkan manusia.