iaminkuwait.com, JAKARTA – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyarankan keluarga mempertimbangkan tanggung jawab sosial sebelum memutuskan untuk tidak memiliki anak.
“Kalau kesadaran (keputusan tidak punya anak) iya atau ada pemahaman tertentu ingin mengutamakan saya, kenapa? Direktur Pembangunan Keluarga mengatakan: “Karena persepsi pribadi saya, maka kita sekarang harus mengubah persepsi tersebut, karena kita hidup dalam keluarga yang disebut ekologi, kita harus mengambil tanggung jawab sosial terhadap pembangunan. Melalui keberlanjutan”. Kepada Balita dan Anak Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Irma Ardiana saat dihubungi di Jakarta Jumat (15/11/2024).
Hal itu disampaikannya menanggapi data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 yang memastikan angka kejadian perempuan infertilitas yang tinggal di Indonesia berkisar 8 persen.
Menurut Irma, untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia, perlu dipastikan bahwa keluarga dapat digantikan oleh generasi penerus.
“Pertanyaannya, apakah kita masih menginginkan pembangunan berkelanjutan atau tidak? “Kami tidak ingin suatu saat yang tidak ada anak besar menjadi orang kelaparan, kami tidak mau, kami ingin menunggu terus artinya kita tetap berkeluarga,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini rata-rata jumlah anak perempuan yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada masa reproduksinya atau angka reproduksi nasional adalah 2,1.