Airlangga: Perpanjangan Insentif PPN dan Tax Holiday Dukung Pertumbuhan Ekonomi

iaminkuwait.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pentingnya memperhatikan daya beli masyarakat yang masih tergolong rendah dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers pembahasan usulan program Quick Win Kementerian Perekonomian di Hotel Four Seasons Jakarta, Minggu (3/11/2024).

Airlangga menjelaskan, insentif terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung negara merupakan komponen penting bagi masyarakat kelas menengah, terutama untuk kebutuhan pembelian rumah dan mobilitas kerja.

“Kami mengusulkan untuk memperluas dua hal ini. Namun durasi perpanjangannya masih akan dibicarakan dengan Menteri Keuangan, kata Airlangga.

Ia menekankan pentingnya melanjutkan insentif tersebut untuk membantu kelas menengah di tengah tantangan perekonomian saat ini. Pada tax holiday, Airlangga mengatakan perpanjangan tersebut telah disetujui Kementerian Keuangan.

“Tax holiday ini peranannya sangat penting dan menyumbang lebih dari 25 persen investasi masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Namun, ia juga menyoroti tantangan baru yang timbul dari Pajak Minimum Global (GMT) yang diberlakukan sebesar 15 persen di lebih dari 100 negara. Jika Pajak Minimum Global diterapkan, maka negara yang tidak memungut pajak sebesar 15 persen akan kehilangan prinsip manfaat dan negara lain akan memungutnya.

Airlangga meyakinkan bentuk insentif lain masih bisa diberikan kepada perusahaan lokal untuk mendorong investasi. Airlangga juga menyatakan akan mendukung kebijakan write-off dan write-off yang dipandang perlu untuk membantu sektor perbankan serta kementerian dan lembaga terkait.

Ditegaskannya, program tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat, khususnya petani dan nelayan, yang terdaftar di database Kementerian Keuangan dan mengalami kendala dalam mengakses perbankan. “Ini semacam moratorium bagi mereka yang punya masalah. “Dengan hapus buku dan hapus debitur, kami berharap kredit kepada masyarakat dapat pulih kembali,” jelasnya.

Airlangga menambahkan, dukungan ini tidak hanya diberikan kepada bank-bank BUMN saja, namun ia berharap bank swasta juga ikut melaksanakannya. “Meski bank swasta punya kebijakan berbeda, kami berharap mereka juga bisa menghapus pembukuan dan menagihnya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *