Studi: Sauna Bantu Cegah Kenaikan Berat Selama Menopause

REPUBLIKA.CO. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sauna dapat membantu mengatasi masalah berat badan pada wanita pascamenopause.

Penelitian menunjukkan bahwa tikus betina dewasa yang terpapar sauna selama 30 menit sehari mengalami penurunan berat badan dan menunjukkan penggunaan insulin yang lebih baik. Sauna juga membantu mengontrol gula darah, dibandingkan dengan tikus betina tua yang tidak menerima perlakuan panas setiap hari.

Wanita lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan pria, terutama setelah menopause. Hal ini disebabkan hilangnya estrogen dalam tubuh mereka. Penelitian menunjukkan bahwa sauna bisa menjadi cara yang efektif dan non-invasif untuk mengendalikan penambahan berat badan dan resistensi insulin serta usia dan menopause.

Dalam studi ini, peneliti menggunakan tikus berumur 10 bulan untuk meniru tikus yang menua dan tikus yang diovariektomi untuk mensimulasikan menopause. Untuk menambah berat badan, tikus diberi makanan Barat yang mengandung 45 persen kalori dari lemak.

Satu kelompok tikus dipaparkan ke sauna selama 30 menit setiap hari di ruang bersuhu 40 derajat Celcius selama 12 minggu, sedangkan kelompok lainnya tidak mendapat perlakuan panas.

Tikus tua yang terpapar sauna tidak mengalami kerusakan jaringan dan memiliki tingkat dehidrogenase laktat yang jauh lebih rendah, yang menunjukkan bahwa kerusakan jaringan berhubungan dengan penuaan. Perawatan ini juga secara efektif membalikkan kenaikan berat badan yang disebabkan oleh diet tinggi lemak pada tikus tua dan tikus yang menjalani ovariektomi.

Dibandingkan dengan tikus yang tidak diobati, tikus yang diberi perlakuan panas menunjukkan peningkatan signifikan dalam sensitivitas insulin dan sinyal insulin, serta pengurangan lemak di area penting seperti hati dan lemak coklat. Meskipun jaringan adiposa menyimpan energi, lemak hitam adalah jenis lemak aktif secara metabolik yang membantu tubuh membakar lebih banyak energi.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa perlakuan panas seluruh tubuh setiap hari selama 30 menit dapat mengurangi obesitas dan meningkatkan sensitivitas insulin baik pada tikus betina dewasa maupun tikus model menopause. Waktu perlakuan panas harian selama 30 menit dipilih berdasarkan pedoman CDC, yang memerlukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik berat per hari Minggu untuk orang dewasa,” kata peneliti studi Rong Fan.

Fan mengatakan pengobatan ini bekerja dengan menggunakan saluran kalsium dalam lemak hitam, sejenis lemak dalam tubuh manusia yang membakar kalori untuk menghasilkan panas. Proses ini membantu tubuh meningkatkan penggunaan energinya, serupa dengan efek latihan aerobik.

“Secara keseluruhan, jenis terapi panas ini membantu meningkatkan kesehatan metabolisme dengan meniru beberapa efek positif dari olahraga,” kata Fan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang kehilangan lemak coklat seiring bertambahnya usia dan memasuki masa menopause, yang memperlambat metabolisme mereka. Para peneliti telah menyelidiki mekanisme molekuler yang bertanggung jawab atas efek positif dari perlakuan panas.

Mereka menemukan bahwa panas mengaktifkan beberapa molekul yang meningkatkan kemampuan tubuh untuk membakar lemak. Faktor terpenting adalah protein TRPV1, yang bertindak sebagai saluran ion kalsium di dalam sel. Ketika dipicu oleh panas, TRPV1 memulai proses yang dikenal sebagai radikal bebas, di mana tubuh menggunakan energi untuk memompa ion kalsium ke seluruh permukaan sel.

Aktivasi TRPV1 dan kalsium yang dihasilkan juga menyebabkan hilangnya dan pembakaran lemak, mengurangi timbunan lemak di organ seperti hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, yang penting untuk kesehatan secara umum.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *