Ekonom: Tinggalkan BUMN Kecil, Fokus Perkuat BUMN Strategis

iaminkuwait.com, JAKARTA — Ekonom dan Kepala Ekonom Indonesia Economic Intelligence (IEI) Sunarsip menilai langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eric Tahir untuk mengurangi jumlah BUMN sudah tepat. Sunarsip mengatakan tidak semua BUMN berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. 

“Idealnya kita maksimal punya 40 perusahaan BUMN, karena kenyataannya dari sekian banyak BUMN yang punya saham signifikan hanya sekitar 20 persen,” kata Sunarsip dalam forum diskusi kelompok (FGD) bertajuk “Kinerja BUMN, Realita atau Mitosnya.” ?” digelar Republika di kantor Republika, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2024).

 

Sunarsip mengatakan, keberhasilan Eric dalam melakukan perubahan dengan mengurangi jumlah BUMN semakin lengkap. Sunarsip mengatakan, BUMN memang lebih sedikit, namun memiliki indikator positif yang jauh lebih baik dibandingkan banyak BUMN namun tidak memberikan kontribusi yang maksimal kepada negara. 

 

“Memperbaiki ukuran (BUMN) sesuai target, ini merupakan hal yang positif dan telah dilaksanakan selama lima tahun terakhir melalui pemeliharaan,” kata Sunarsip. 

 

Bahkan fungsi BUMN sebagai agen penciptaan nilai semakin ditingkatkan berkat langkah restrukturisasi dan pemeliharaan. Sunarsip mengatakan, kinerja keuangan masih mencatatkan rekor tertinggi dan bisa membaik ke depan.  

 

“Saran saya, tinggalkan dunia usaha atau industri yang sedang dalam keadaan gelap, sebaiknya ambil tindakan tegas terhadap BUMN yang masih meminta PMN tapi tidak ada kontribusi. ,- kata Sunarsip. 

 

Negara, lanjut Sunarsip, bisa mengalokasikan dana pada BUMN-BUMN kecil yang mempunyai peran strategis bagi perekonomian. Sunarsip mengingatkan, Indonesia akan menghadapi tiga permasalahan utama di masa depan, yakni energi, pangan, dan air. 

 

Memperluas BUMN di bidang menjamin ketahanan pangan dari atas hingga bawah, meningkatkan infrastruktur negara dan bidang strategis lainnya, lanjut Sunarsip. 

 

Sunarsip juga mendorong seluruh perusahaan publik untuk masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan bergabung di BEI, BUMN akan lebih transparan dan berpeluang menerima dana untuk peningkatan investasi. 

 

“Kita bisa bandingkan dengan Sasac (Kementerian BUMN China) yang punya beberapa BUMN, namun banyak cabang BUMN-nya yang sudah IPO agar lebih agresif di pasar. Cara ini berhasil membantu meningkatkan kapasitas dan kekuatan perusahaan,- kata Sunarsip.

 

Sebelumnya, Menteri BUMN Eric Tahir mengatakan konsolidasi BUMN hanya menargetkan 30 BUMN pada Roadmap BUMN tahap kedua periode 2024-2034. Mantan Presiden Inter ini menyatakan, penggabungan 30 BUMN bertujuan agar BUMN tidak menjadi menara gading yang semuanya dimonopoli oleh BUMN.

 

“Kami membangun ekosistem bersama dengan usaha kecil dan menengah, pengusaha daerah, dan sektor swasta. Kalau terjadi sesuatu, BUMN adalah pilar perekonomian nasional dan bisa melakukan intervensi,” kata Eric.

 

Dalam roadmap tersebut, Eric juga akan menambah jumlah BUMN menjadi perusahaan global. Hal ini dilakukan untuk mendukung stabilitas perekonomian nasional.x

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *