Perempuan Pelaku UMKM di Jateng Dapat Dukungan untuk Terus Berkembang

iaminkuwait.com, Semarang – Ibu Sumarno, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), menggalakkan pemberdayaan perempuan melalui berbagai kegiatan usaha. Sebab, potensi perempuan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut dinilai sangat besar. 

“Lebih dari 60 persen pelaku UMKM adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan lebih berani, kuat dan lebih bangga,” kata Women Ecosystem Catalyst (WEC) yang akan diselenggarakan suatu hari nanti di Semarang malam. masa lalu.

WEC merupakan program yang diluncurkan oleh PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan Asosiasi Imajinasi Penaja Mula dan Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah melalui payung Sampoerna Sustainability Program for Indonesia (SUI).

Pak Sumarno mengatakan, Pemprov Jateng berupaya untuk mendukung UMKM agar bisa terus berkembang. Salah satunya adalah menyelenggarakan konferensi, acara pelatihan, dan layanan lainnya bekerja sama dengan Bank Indonesia, Sampoerna, dan pemangku kepentingan. 

Saat itu saya juga tertarik dengan kegiatan WEC. Program ini diyakini bertujuan untuk mengajarkan perempuan pengusaha bagaimana menciptakan produk hebat, mengelola keuangan usaha, mengembangkan produk, memperluas jaringan usaha, dan banyak lagi.

“Hasil dari proyek ini bisa menghasilkan bisnis yang bagus, sehingga teman-teman juga bisa terhubung dengan para pebisnis sukses,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (10/6/2024).

Mudalifah Makmud, pakar konektivitas, pembangunan dan sumber daya alam di Kementerian Kerja Sama Ekonomi Indonesia, juga tertarik dengan upaya WEC. “Kami akan menjadi mesin perekonomian negara ini,” kata Mudalifah kepada peserta. 

 

Menurutnya, negara ini membutuhkan lebih banyak wirausaha. Hal ini akan memungkinkan untuk memperluas bisnis ke wilayah yang luas. “Jika perlu, kami akan memperluas program ini dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk mendapatkan pengalaman positif,” kata Ibu Musdalifah. 

Agen Alm Sari, Direktur Keuangan Penelitian dan Pengembangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menambahkan ada bisnis untuk bekerjasama dengan peneliti BRIN. “Kami juga menyediakan pendanaan awal. Kami bisa mendorong perempuan di sini untuk berkolaborasi dengan peneliti BRIN sehingga temuan mereka bisa dibuktikan secara ilmiah,” jelasnya. 

Ia menjelaskan, BRIN memiliki rencana pendanaan untuk startup hingga Rp 300 juta per tahun dengan jangka waktu operasional maksimal dua tahun. “Kita mempunyai lebih dari 10.000 ilmuwan. Jangan khawatir jika kita tidak memiliki ilmuwan di bidang nutrisi, teknologi atau bidang lainnya,” kata Ajeng.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *