REPUBLIKA.CO. Dalam webinar tentang leukemia di Jakarta, Senin (22/2/2024), Budi mengatakan, banyak zat asing yang bisa terpapar pada seseorang antara lain bensin, asap rokok, dan paparan radiasi seperti radiasi tenaga nuklir.
“Jika paparannya berulang-ulang, bisa mengubah sel darah menjadi sel ganas,” ujarnya.
Buddy mengatakan, paparan zat asing juga bisa terjadi melalui makanan yang terkontaminasi. Ia mengatakan, makanan instan, makanan yang mengandung bahan pengawet, dan makanan yang dibungkus styrofoam mengandung zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
Ia menambahkan: “Jika zat karsinogenik dari makanan masuk ke dalam tubuh manusia (terakumulasi) dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menyebabkan kanker atau kecelakaan yang dapat menyebabkannya.”
Meski bukan penyebab utama, namun Budi menekankan bahwa faktor tersebut dapat menyebabkan seseorang terkena leukemia. Terutama jika seseorang, sejak lahir, memiliki cacat pada sumsum tulang tempat sel-sel tersebut dibuat.
Namun dia mengatakan leukemia bukanlah penyakit keturunan.
Untuk itu, Bodi berpesan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan memperhatikan pola makan dan pola makan keluarga, serta berolahraga untuk mencegah leukemia.
Selain itu, ia juga menghimbau masyarakat untuk mengenali penyakit kanker sejak dini, sehingga dapat dideteksi sejak dini, sehingga memudahkan pengobatannya.
“Kalau kankernya sudah lama, atau sudah stadium lanjut, maka yang disebut perawatan paliatif atau suportif hanya memperpanjang umur pasien, misalnya, dan sebagainya,” kata Boddy.