iaminkuwait.com, Surakarta – Ketua ISEI (Institut Ilmu Ekonomi Indonesia) sekaligus Gubernur BI (Bank Indonesia) Perry Warjiyo mengatakan pembangunan infrastruktur, digitalisasi, dan hilirisasi menjadi fondasi kuat perekonomian Indonesia.
“Arahan Presiden Joko Widodo berfokus pada aspek pembangunan infrastruktur, proses hilir, digitalisasi dan dukungan terhadap usaha kecil dan menengah, memastikan tidak hanya fundamental ekonomi yang kuat, tetapi sisi pasokan juga berkembang,” kata Perdana Menteri Perry pada acara tersebut. konferensi ISEI XXII 2024. Surakarta. , Jawa Tengah, Kamis (19 September 2024).
Dari segi infrastruktur, kapal feri mencontohkan pembangunan jalan tol yang menghubungkan Jakarta-Solo yang mampu memangkas waktu tempuh dari sebelumnya 12 jam menjadi sekitar 5-7 jam. Dukungan infrastruktur ini pada akhirnya meningkatkan kapasitas perekonomian daerah.
Kemudian di hilir, katanya, Indonesia bisa meningkatkan ekspor produk yang bernilai tambah. Hilirisasi juga berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan masuknya investasi asing.
Selama ini Indonesia gencar menurunkan harga nikel. Ke depan, ISEI merekomendasikan agar pemerintah memperluas sektor hilir dengan memasukkan sektor pangan.
Digitalisasi juga merupakan pilar penting perubahan ekonomi. Menurutnya, digitalisasi menjadi salah satu faktor yang menyelamatkan Indonesia di masa pandemi COVID-19.
“Penerimaan digital semakin meluas di masyarakat sejak pandemi,” ujarnya.
Di sisi BI, Bank Indonesia telah memperkuat penggunaan Standar Respon Cepat Indonesia (QRIS). Berdasarkan data terkini, volume transaksi Qris melonjak 217,33% (YoY/YoY), mencapai 52,55 juta pengguna dan 33,77 juta toko afiliasi.
BI mendorong penggunaan QRIS tidak hanya di Korea tetapi juga di seluruh negara termasuk Singapura, Malaysia, dan Thailand.
“Inilah yang telah kami capai selama 10 tahun terakhir. Ia juga mengatakan, “Ketahanan ekonomi Indonesia yang kuat harus kita manfaatkan sebagai landasan perbaikan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045.”