iaminkuwait.com, TANGERANG – Pemerintah Kota Tangerang, Banten, menyiapkan insentif finansial, seperti membantu biaya pendidikan warga, untuk mengantisipasi tren penurunan angka kelahiran. Penurunan angka kelahiran di Tanah Air juga terjadi di Tangerang.
“Pemerintah Kota Tangerang telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi penurunan tajam angka kelahiran dalam jangka panjang,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangerang Tihar Sopian di Tangerang, Jumat. . (07/05/2024).
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebelumnya telah merilis data yang menunjukkan penurunan signifikan angka kesuburan atau Total Fertility Rate (TFR) secara nasional.
Hal ini sejalan dengan angka kesuburan di Kota Tangerang yang mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir. Berdasarkan hasil sensus panjang tahun 2020 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik tahun lalu, angka kelahiran di Tangerang sebesar 1,84, artinya hanya 1-2 anak yang lahir pada masa subur.
Tren penurunan kesuburan drastis ini terjadi secara global, bahkan dibandingkan kota atau kabupaten lain di Provinsi Banten, Tangerang memiliki angka kesuburan sebesar 1,8, terendah kedua dan di bawah rata-rata provinsi sebesar 201, ujarnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Tangerang berkomitmen untuk terus merumuskan kebijakan strategis untuk menjaga stabilitas angka kelahiran di tingkat daerah.
Program lain yang dirancang antara lain peningkatan sosialisasi, penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas, peningkatan konseling KB, kemajuan KB, ketersediaan alat kontrasepsi, dan mobilisasi layanan KB secara simultan dan berkelanjutan.
“Pemerintah Kota Tangerang akan terus memantau perubahan industri untuk menyesuaikan kebijakan guna memenuhi kebutuhan, terutama untuk mendorong peningkatan angka kelahiran,” ujarnya.