iaminkuwait.com, JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahosil Nazara memastikan fundamental perekonomian Indonesia saat ini cukup kuat untuk menghindari pelemahan rupee pada masa libur Lebaran setelah tahun 2024. .
“Fundamental perekonomian kita baik. Namun menjelang dan saat Idul Adha, memang ada beberapa perubahan yang terjadi di dunia internasional,” kata Suahosir dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18 April 2024) ekspres.
Suahosil mengatakan, pada masa libur Indonesia, Amerika Serikat merilis data inflasi dan angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar dan analis. Ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve telah menurun atau meningkat sejak lama, sehingga membantu penguatan indeks dolar AS. Selanjutnya, pelemahan rupee dibayangi oleh intensnya konflik geopolitik antara Iran dan Israel pada Sabtu (13/4).
“Beberapa perubahan terjadi sejak Hari Raya Idul Adha yang dimulai pada Selasa (16/4). Kita melihat adanya penurunan situasi dalam dua hari terakhir ini, dan tentunya kita berharap konflik seputar Idul Adha tidak akan terjadi lagi. Adha tidak akan meningkat,” kata Sua Hohir.
Ia menegaskan, pemerintah akan terus memperhatikan dan memantau perkembangan situasi dunia. Hasil penelitian ini juga menggarisbawahi pentingnya menjaga volatilitas rupee.
Oleh karena itu, Suahasil memastikan keberlangsungan operasional Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), serta anggota Dewan Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Memantau situasi perekonomian dan memahami poin-poin penting untuk menjamin stabilitas sistem keuangan negara.
“Kami juga melihat seluruh lembaga perbankan, lembaga keuangan non bank, asuransi dan lain-lain masih memiliki kinerja yang baik dan stabilitas ini kami pantau bersama Kementerian Koordinator Perekonomian,” kata Suahosil.
Nilai tukar rupee terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir anjlok hingga mencapai Rp 16.000 per dolar AS. Depresiasi rupee didorong oleh berbagai faktor, termasuk faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik global dan data indikator perekonomian AS yang sejauh ini terlihat stabil.