iaminkuwait.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian dunia akan terpuruk. Meski pertumbuhannya tidak merata dan terdapat prediksi yang jelas.
IMF menjelaskan bahwa pertumbuhan stabil dan laju inflasi melambat seiring kenaikannya. Perjalanan ini dinilai penuh dengan peristiwa penting, dimulai dengan gangguan rantai pasokan pascapandemi, krisis energi dan pangan akibat perang Rusia di Ukraina, kenaikan tajam inflasi, dan dampak kebijakan moneter global yang diakibatkannya.
Pertumbuhan global mencapai titik terendah pada akhir tahun 2022 yaitu 2,3 persen. Angka ini tidak lama setelah rata-rata inflasi mencapai puncaknya pada angka 9,4 persen.
“Menurut Outlook Ekonomi Dunia kami yang baru, pertumbuhan akan tetap stabil pada angka 3,2 persen pada tahun ini dan tahun depan. Inflasi umum akan turun dari 2,8 persen pada akhir tahun 2024 menjadi 2,4 persen pada akhir tahun 2025,” kata IMF dalam pernyataannya. halaman resminya yang diterbitkan Republik pada Kamis (17 April 2024).
IMF mengatakan banyak indikator terus menunjukkan soft landing. IMF juga memperkirakan kerugian ekonomi yang kecil akibat krisis yang terjadi empat tahun lalu, meskipun perkiraannya bervariasi dari satu negara ke negara lain.
Sementara itu, perekonomian Amerika Serikat (AS) diyakini telah melampaui tren sebelum pandemi. Sedemikian rupa sehingga IMF kini memperkirakan akan ada dampak negatif lebih lanjut yang akan menimpa banyak negara berkembang berpenghasilan rendah, yang sebagian besar masih berjuang untuk pulih dari pandemi dan krisis biaya tinggi.
Pertumbuhan baru dan ekspansi yang cepat dipandang sebagai indikator perkembangan pasokan yang menguntungkan. Dengan berkurangnya guncangan harga energi dan peningkatan pasokan tenaga kerja yang didukung oleh kuatnya imigrasi di banyak negara maju.
“Tindakan kebijakan moneter telah membantu meningkatkan ekspektasi inflasi, meskipun transmisinya mungkin lebih terkendali karena semakin banyak kredit perumahan dengan suku bunga tetap. Meskipun terdapat perkembangan yang menggembirakan, terdapat banyak tantangan dan kita memerlukan tindakan tegas,” kata IMF.