iaminkuwait.com, JAKARTA – Ahli gizi sekaligus pendiri Gizi Nusantara Esti Nurwanti menjelaskan cara menimbang anak kecil yang benar dan tepat agar tidak terjadi kesalahan. “Tata cara pengukuran tinggi dan berat badan anak kecil hendaknya menghindari kesalahan-kesalahan yang sering terjadi, antara lain permukaan timbangan atau stadiometer yang tidak rata, popok basah yang tidak dilepas, masih menggunakan baju atau celana tebal seperti jaket, jeans, dan lain-lain. Dan kata Esti. Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, (24/4/2024).
Selain itu, beliau juga menyebutkan bahwa banyak faktor yang tidak dapat mengukur seorang anak dengan benar, antara lain kaki yang tergantung, bayi atau anak yang membawa mainan, bayi atau anak yang digendong oleh ibu atau pengasuhnya, tumit atau bagian lainnya. . Postur tubuh, bayi atau anak bergerak-gerak, sudut pembacaan meteran yang masih salah, dan lingkaran untuk mencari panjang dan berat bayi atau anak.
“Kesalahan tersebut sering terjadi pada saat pengukuran dan dapat mengurangi keakuratan pengukuran tinggi dan berat badan bayi atau anak kecil,” kata Esti.
Esti dan tim juga memperkenalkan alat ukur antropometri yang terstandar, antara lain timbangan bayi, alat ukur berat badan, nomor langkah anak kecil, alat ukur panjang badan (infantometer atau papan panjang), alat ukur tinggi badan (stadiometer). ), pita lingkar untuk anak usia 6-59 bulan, dan alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala.
Pertama, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), Dr. Hasto Varduio, pengukuran anak kecil hendaknya dilakukan dengan benar, karena hasil pengukuran berat badan anak atau panjang badan anak sangatlah penting.
“Misalnya berat badan kurang pada orang dewasa, bila seorang anak atau anak mempunyai berat badan kurang atau kurang dari normal untuk usianya, maka itu terus menjadi tanda bahwa perkembangan otak anak akan terganggu, ” kata Hasto.
Ia juga mengatakan, berat badan mempengaruhi panjang badan karena menentukan kesehatan anak kecil, dan juga merupakan salah satu tanda stunting. “Berat badan jika dikaitkan dengan tinggi badan/tinggi badan merupakan salah satu indikator sehat atau tidaknya seorang anak. Dari yang kita ketahui, pertumbuhan badan mencerminkan kekuatan perkembangan otak. pendeknya Bukan krisis,” ujarnya.
Menurutnya, secara umum kelompok orang yang bertubuh pendek mempunyai perkembangan otak dan keterampilan khusus yang berbeda dibandingkan dengan kelompok orang yang mempunyai perkembangan lebih baik.