REPUBLIK.CO.ID, JAKARTA — Taiwan dilanda gempa terkuat dalam seperempat abad pada Rabu (3/4/2024). Sedikitnya sembilan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka, bangunan dan jalan rusak serta layanan kereta api terhenti.
Taiwan tidak asing dengan gempa bumi besar, namun jumlah korban jiwa di pulau berteknologi tinggi berpenduduk 23 juta jiwa ini relatif tetap terkendali, berkat kesiapsiagaan gempa yang lebih baik, kata para ahli.
Melansir Fox News, Kamis (4/4/2024), Taiwan terletak di sepanjang “Cincin Api” Pasifik, yaitu garis seismik di sekitar Samudra Pasifik yang menjadi rumah bagi sebagian besar gempa bumi dunia. Wilayah ini sangat rawan gempa karena akumulasi ketegangan akibat interaksi dua lempeng tektonik, yaitu Lempeng Laut Filipina dan Lempeng Eurasia, yang dapat meletus secara tiba-tiba dalam bentuk gempa bumi.
Medan yang berbukit-bukit di kawasan ini meningkatkan guncangan tanah dan dapat menyebabkan tanah longsor. Beberapa tanah longsor serupa terjadi di pantai timur Taiwan dekat episentrum gempa bumi Rabu (3/4/2024) di wilayah timur Kabupaten Hualien, dengan puing-puing yang berjatuhan menghantam tambang dan jalan-jalan utama, menghancurkan kendaraan dan menyebabkan beberapa kematian.
Seberapa siap Taiwan menghadapi gempa bumi?
Menurut Observatorium Gempa Taiwan, gempa Rabu (3/4/2024) berkekuatan 7,2 skala Richter. Sementara itu, Survei Geologi Amerika Serikat (AS) memperkirakan gempa berkekuatan 7,4 skala Richter. Bencana tersebut merusak banyak bangunan di Hualien, namun hanya menyebabkan kerusakan ringan di ibu kota Taipei, meski dampaknya terasa di sana.
Terjadi gempa bumi di tengah…