iaminkuwait.com, BANDUNG — Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin mendukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam memberikan edukasi mitigasi bencana. Ma’ruf mengatakan Indonesia berpotensi lebih banyak terjadinya bencana. Namun dengan berkembangnya teknologi, berbagai potensi kecelakaan dapat diprediksi dan dimitigasi sehingga dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi.
“Perkembangan teknologi kebencanaan tentu memerlukan kesiapsiagaan masyarakat. Oleh karena itu, BNPB dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mengintegrasikan ilmu mitigasi bencana ke dalam kurikulum pendidikan, kata Ma’ruf usai mengikuti Rakornas Penanggulangan Bencana di Bandung, dikutip dari situs Setwapres, Rabu ( 24/4/2024).
Wapres menilai penyelesaian permasalahan pengurangan dampak kecelakaan harus dipastikan sejak masa kanak-kanak, bahkan di PAUD atau SD, hal itu sudah masuk dalam kurikulum.
Menurut Wapres, pendidikan masyarakat sama pentingnya dengan teknologi dan inovasi saat terjadi bencana. Menambahkan pengetahuan mitigasi bencana ke dalam kurikulum prasekolah merupakan upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.
“Jadi kita sadar bahwa kita sedang menangani masalah mitigasi bencana ini, dari sisi masyarakat, dari sisi kontraktor,” kata Wapres.
Sementara itu, Kepala BNPB Suharyanto mengatakan mitigasi bencana telah berhasil diintegrasikan ke dalam kurikulum dalam beberapa tahun terakhir, baik di tingkat pendidikan dasar maupun menengah.
Kini, pendidikan masyarakat terfokus pada peringatan dini terjadinya bencana. “BNPB, BNPD dan kementerian terkait sedang mengembangkan teknologi peringatan dini. “Terbukti kemarin di Gunung Ruang, saat gunung naik dari level 3 (Awas) menjadi 4 (Awas), warga bisa segera dievakuasi sehingga tidak ada korban jiwa,” kata Suharyanto.
Suharyanto mengatakan, proses evakuasi di sekitar Gunung Ruang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, yang terjadi letusan pada Selasa (16/04/2024), berhasil menyelamatkan ribuan warga. Hal ini sesuai laporan BNPB bahwa pada tahun 2021 hingga 2023 akan terjadi pengurangan dampak bencana karena adanya teknologi kebencanaan dan edukasi masyarakat mengenai mitigasi bencana yang lebih baik.
“Kami berupaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat bersama pemerintah daerah agar setidaknya risiko bencana yang dapat diprediksi ini menurun dari tahun ke tahun,” ujarnya.