iaminkuwait.com, JAKARTA – Ketua Dewan Direksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengumumkan bahwa sejak akhir tahun 2023 hingga Maret 2024, OJK memblokir sekitar 5.000 dolar yang dikeluarkan untuk perjudian online. .
Namun, ia yakin menutup situs dan memblokir akun tidak cukup untuk menghilangkan pengalaman berinternet yang merupakan masalah global.
“Ada yang kasusnya bukan di dalam negeri, tapi di perbatasan (negara). Ada juga yang tidak dilakukannya melalui rekening bank. Oleh karena itu, perlu dihilangkan ‘celah’ di setiap bagian agar tidak terjadi. Lanjutkan, karena kami melihat permasalahan pokoknya belum terselesaikan sepenuhnya,” demikian pernyataan Mahendra usai mengikuti rapat dalam negeri yang dipimpin Presiden Joko Widodo dalam insiden perjudian online di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (18 /4/2024).
Minggu depan, pemerintah akan membentuk kelompok kerja untuk mencegah perjudian online.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi, pembentukan kelompok khusus tersebut bertujuan untuk mengatasi permasalahan perjudian di internet secara menyeluruh dengan memperkuat koordinasi antar departemen dan organisasi terkait.
“Perjudian ini ilegal menurut hukum, jadi tindakan penegakan hukum harus efektif (untuk menghilangkannya),” kata Budi.
Sementara itu, kata dia, Kementerian Komunikasi dan Informatika akan fokus pada penghapusan dan pemusnahan (removal) situs game online, namun sisi penindakannya akan diberikan kepada aparat penegak hukum.
Mengutip data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), total pendapatan transaksi online akan mencapai Rp 327 triliun pada tahun 2023.
Menurut Budi, penggeledahan tersebut sangat meresahkan, apalagi pemerintah banyak menerima laporan bahwa gamer online merupakan kelompok minoritas.
“Baru tahun ini, saya katakan kepada Anda bahwa empat orang bunuh diri karena perjudian online. Oleh karena itu, negara ini harus jujur. Minggu depan akan diambil beberapa langkah serius. “Ambillah buku catatan itu jika perlu,” katanya.