Kalimat yang Sebaiknya tak Diucapkan Nenek dan Kakek kepada Cucu

iaminkuwait.com, JAKARTA — Kakek dan nenek selalu menunjukkan kasih sayang yang besar kepada cucunya. Tak jarang, kakek dan nenek memberikan nasehat dan nasehat penting dalam hidup kepada cucunya.


Namun, terkadang niat baik kakek dan nenek tersebut disampaikan dengan kata-kata yang bisa membuat sang cucu merasa risih atau minder. Psikolog anak, Ann-Louise Lockhart, mengatakan kesalahan dalam memilih kata bisa berdampak pada hubungan kakek-nenek dan cucunya.



“Mungkin sulit mengubah cara Anda berbicara, tetapi penting untuk berhati-hati saat memilih kata-kata,” kata Lockhart, seperti dilansir Huffington Post, Minggu (28/4/2024).



Psikolog Andrea Dorn mengatakan, kakek dan nenek tidak perlu menyalahkan diri sendiri jika sudah melontarkan kata-kata yang menyakitkan kepada cucunya. Namun, Dorn menyarankan agar kakek dan nenek bisa memperbaiki cara mereka berkomunikasi dengan cucunya di masa depan.

Menurut Lockhart, Dorn, dan banyak dokter lainnya, ada enam kata-kata beracun yang tidak boleh diucapkan kakek-nenek kepada cucunya.

Berikut enam kata tersebut.



1. Jangan beritahu ibu dan ayah

Kakek-nenek mungkin ingin memuji cucu-cucu mereka dengan memberikan atau membiarkan mereka melakukan hal-hal yang dilarang oleh orang tua mereka. Misalnya memberi coklat atau menidurkan cucu hingga larut malam.

Saat mereka melakukan hal ini, kakek-nenek mungkin mengatakan hal-hal seperti, “Jangan beri tahu Ayah dan Ibu.”

 Psikolog Zainab Delawala mengatakan, tindakan yang membuat cucu menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya bisa berdampak buruk pada akhirnya. Misalnya, dalam kasus yang paling parah, kata-kata seperti itu dapat membuat anak lebih rentan untuk mendapat perhatian dan menutupi perilaku kasar orang tuanya.



“Kakek dan nenek bisa mencari cara lain untuk memuji cucunya tanpa melanggar batasan yang ditetapkan orang tuanya,” jelas DeLavalla.



2. Kamu lebih besar! Apakah kamu sudah dewasa?

Lockhart mengingatkan kakek-nenek untuk tidak membicarakan tubuh atau berat badan cucunya. Pasalnya, komentar tentang tubuh dan berat badan dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan citra tubuh negatif pada anak.

Komentar tersebut tidak hanya mencakup komentar negatif, tetapi juga komentar yang terkesan positif, seperti “Kamu lebih tinggi dari kakakmu”.

Daripada membicarakan jenazah cucunya, kakek dan nenek bisa membuka pembicaraan dengan kata lain. Misalnya, menunjukkan bahwa Anda merindukan cucu Anda setelah lama tidak bertemu, atau menanyakan aktivitas dan hobinya saat ini kepada cucu Anda.



3. Oh, dia makan lebih banyak dari kita

Kakek dan nenek pasti senang kalau cucunya makan makanan enak. Lebih jarang, kekaguman ini diungkapkan dalam komentar seperti “kamu makan terlalu cepat”, “kamu seorang pencuci piring”, atau “kamu makan terlalu banyak”.



Menurut Dorn, komentar mengenai kebiasaan makan dapat mempengaruhi cara makan seorang anak di kemudian hari. Anak-anak mungkin mengabaikan sinyal lapar dari tubuhnya dan lebih memperhatikan perasaan orang lain terhadap dirinya saat makan. Anak juga mungkin merasa tidak nyaman atau bingung saat tiba waktunya makan.



4. Dia sangat tertutup

Ada kalanya cucu menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan, seperti mengamuk ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Meski merasa kesal, kakek dan nenek tidak boleh melontarkan komentar seperti “kamu manja sekali”.



Psikolog klinis Ryan Hawes mengatakan bahwa perilaku tidak bersyukur atau tidak bersyukur yang ditunjukkan anak bukanlah kesalahan anak. Seorang anak mungkin berperilaku seperti ini karena dia meniru orang lain di sekitarnya.



”Jadi menyalahkan mereka semua itu tidak adil. Diam saja atau bicara pada orang tuamu,” kata Hawes.



5. Kita memeluk atau mencium kita

Kakek-nenek biasa menunjukkan kasih sayang kepada cucunya dengan memeluk dan menciumnya. Namun, kakek dan nenek juga harus memahami bahwa tidak semua anak merasa nyaman dengan pelukan dan ciuman.

 Saat kakek-nenek menyuruh cucunya untuk berpelukan atau mencium, anak mungkin merasa kehilangan kemandirian terhadap tubuhnya.

Jadi daripada meminta cucu untuk berpelukan atau mencium, kakek dan nenek bisa mengajukan pertanyaan seperti “kami ingin memelukmu, bolehkah?”.



Jika cucu menjawab “tidak”, kakek dan nenek tidak boleh dipaksa. Kakek dan nenek bisa menunjukkan rasa sayang mereka dengan cara lain yang membuat mereka merasa lebih nyaman, misalnya dengan berpelukan atau mengelus satu sama lain.



6. Ayah dan ibumu salah dalam hal ini



Orang tua seringkali mempunyai cara yang berbeda dalam membesarkan anak dibandingkan kakek dan nenek. Dalam kasus seperti ini, kakek-nenek hendaknya tidak memaksakan pendapatnya dan membuat orang tuanya terlihat salah. Perhatikan bahwa kakek-nenek tumbuh pada waktu yang berbeda dengan cucu-cucu mereka. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *