Film Possession: Kerasukan, Bahaya Nafsu Manusia Dibanding Setan?

iaminkuwait.com, JAKARTA – Film Possession: Possession yang diadaptasi dari box office Prancis dengan judul Possession akan menghiasi bioskop Tanah Air mulai 8 Mei. Film ini siap membawa penontonnya ke dalam suasana menegangkan penuh misteri dan plot twist.

Penulis filmnya, Lele Laila, ingin agar penonton bisa menafsirkan sendiri makna plot filmnya. Meski ada gambaran sosok fukong, kata dia, belum tentu sosok jenis tersebut lebih berbahaya dibandingkan manusia.

“Sempat ramai diperbincangkan setan jika ritual ilmu hitam itu dikirim oleh seseorang seperti di film-film lain, tapi tak pernah ada yang terpikir untuk menjadikannya fukong,” kata Lela saat menghadiri gala premiere di Jakarta, Jumat. 03/05/2024).

Ia mengaku kesulitan saat menulis naskah film tersebut. Masalahnya adalah menafsirkan film Possession yang asli dan mengubahnya ke versi bahasa Indonesia. Menurutnya, perlu pendekatan yang lebih maju, apalagi pasar di Indonesia cukup berbeda. Dia bertanya-tanya apakah itu cukup untuk dipahami oleh penonton Indonesia, dan itulah tantangannya. Namun begitu dia mengetahui apa yang diinginkan audiens, dia semakin menikmati menulis.

Sutradara Robbie Artanto yang akan menyutradarai film ini mengaku bersemangat. Sejak kuliah, film ini dikatakan wajib bagi mahasiswa. 

“Kita mau bicara tentang hawa nafsu manusia, kadang manusia takut setan, tapi kadang manusia bertingkah seperti setan, belum tentu setan, kadang imajinasinya, ketakutannya lewat nafsu manusia,” kata Ruby dalam kesempatan itu.

Diproduksi oleh Falcon Black, film ini merupakan remake resmi dari film blockbuster yang disutradarai oleh Andrzej Zulski. Film ini siap membawa penontonnya ke dalam suasana penuh ketegangan dan misteri yang akan membuat bulu kudukmu berdiri.

Possession: Persat dibintangi oleh aktor dan aktris ternama Indonesia seperti Darius Syntharia, Carissa Frost, Sarah Fajira, Perry Slim, Nogi dan Arsondi Benning. Film ini bercerita tentang Paris (Darius Syntharia), seorang suami yang baru saja kembali dari berbulan-bulan di militer dan menemukan permohonan cerai dari istrinya Ratna (Krisa Frost). 

Curiga, Paris mulai menyelidiki latar belakang permohonan perceraian dan menemukan kenyataan yang jauh lebih menakutkan dari yang ia bayangkan. Robbie Artanto pun mempersilahkan penonton mengomentari setting waktu yang disajikan.

Film tersebut diyakini bersetting dan berlatar era tahun 70an dan 80an. Dekorasinya bisa vintage atau retro, sehingga suasana dekade terakhir tetap kuat.

Kepemilikan: Kepemilikan tidak melulu tentang adegan horor yang menegangkan, dan tidak melulu tentang ketakutan melompat atau efek visual yang menyeramkan. Film ini menggali lebih dalam teror psikologis dan ketakutan manusia seperti perasaan kehilangan, trauma masa lalu dan keraguan terhadap orang-orang terdekatnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *