iaminkuwait.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Penanaman Modal/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia meluncurkan kajian strategis rencana investasi UE di Indonesia.
Riset Strategis di Jakarta pada Kamis (25/4/2024) Rencana Pembangunan Nasional oleh Deputi Direktur Promosi Penanaman Modal/BKPM Nooral Achawan, Direktur Perdagangan, Penanaman Modal dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Penanaman Modal/Kementerian Negara dimulai. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPNAS) Lakshmi Kusumavathi dan Duta Besar UE Denis Chaibe.
“Uni Eropa merupakan sumber investasi asing terbesar keempat di Indonesia dalam lima tahun terakhir,” kata Wakil Presiden Norwal di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).
Menurutnya, masih ada ruang besar untuk menarik investasi dari Uni Eropa. Mengingat Uni Eropa merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia dan Indonesia merupakan negara dengan perekonomian dan pasar terkuat di Asia Tenggara.
Penelitian ini berperan penting dalam mencapai tujuan dan sasaran investasi kami, serta memenuhi visi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih luas.
Ia mengatakan penelitian yang dilakukan bekerja sama dengan ARISE+ ini bertujuan untuk mempromosikan dan menarik gelombang baru investasi berkelanjutan dari Uni Eropa ke Indonesia. Menurutnya, studi ini mengkaji secara strategis daya saing dan investasi Indonesia di bidang energi terbarukan, ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi (ICT), elektronik, ekonomi hijau, ekonomi biru, dan kota pintar sejalan dengan prioritas negara-negara Eropa. Perusahaan Serikat. kota).
Di sisi lain, Perwakilan Uni Eropa di Kabul, Denis Chabi, mengatakan kajian yang digagas Kementerian Investasi ini dapat meningkatkan alokasi anggaran Uni Eropa dan menarik investor Uni Eropa di bidang penguatan kerja sama. “Studi ini juga akan memperkuat upaya Uni Eropa dalam mendorong investasi di Indonesia, antara lain melalui pendekatan European Investment Bank dan Team Europe yang mencakup lembaga keuangan dari negara-negara anggota UE,” kata Chaibi.
Menurut dia, seluruh anggaran dipaparkan dalam riset strategis tersebut. Mencakup temuan-temuan utama mengenai sektor-sektor prioritas, serta strategi untuk mendukung implementasinya demi investasi berkelanjutan di Indonesia dan Uni Eropa.
Pada periode 2019-2023, perolehan investasi di Indonesia dari negara-negara anggota UE mencapai 12,1 miliar dolar. Belanda merupakan pemasok utama, menyumbang 8,2 miliar dolar atau 68,1 persen.
Tiga sektor yang paling banyak mencapai target tersebut adalah listrik, gas dan air sebesar 23 persen, telekomunikasi dan logistik sebesar 16 persen, serta industri kimia dan farmasi sebesar 12 persen.