iaminkuwait.com, JAKARTA – CEO Ford Jim Farley mengatakan perusahaannya sedang mengerjakan unit mobil listrik baru berbiaya rendah. Hal itu ia sampaikan pada awal Februari 2024, saat conference call mengenai angka-angka bisnis tahun 2023. Namun, ia tak merinci lebih lanjut mengenai mobil listrik murah tersebut.
Bloomberg melaporkan bahwa sumber dalam mengatakan Ford sedang merencanakan SUV kompak, pikap kecil, dan mungkin model ketiga berdasarkan modul baru, yang dapat digunakan untuk layanan ride-hailing. Menurut orang dalam, model pertama akan diluncurkan pada akhir tahun 2026 dan dibanderol sekitar USD 25 ribu (Rs 393,5 juta).
Bloomberg melaporkan bahwa Alan Clark, yang pindah dari Tesla ke Ford dua tahun lalu, bertanggung jawab mengembangkan unit baru tersebut. Menurut laporan, dia memimpin pengembangan Tesla Model Y. Selama di Ford, Clark memimpin tim pengembangan di Irvine, California.
Unit EV baru akan memproduksi mobil listrik kompak dengan baterai lithium-besi-fosfat. Namun, teknologi baterai lainnya juga sedang dijajaki untuk lebih mengurangi biaya.
Hal ini dilakukan setelah Ford kembali melaporkan kerugian besar pada divisi mobil listrik Model e miliknya. Pada tahun 2023, kerugian divisi ini akan mencapai $4,7 miliar. Tiga bulan terakhir tahun 2023 akan menjadi kerugian terbesar keempat, sekitar minus 1,6 miliar dolar AS.
Salah satu penyebabnya adalah stagnasi penjualan mobil listrik Ford. Ford menyebutkan alasan lain, seperti lingkungan harga yang sangat kompetitif, serta investasi strategis dalam pengembangan kendaraan listrik generasi mendatang, serta kenaikan biaya material.
Ford harus menyesuaikan strateginya karena penurunan permintaan dan perang harga yang disebabkan oleh Tesla. Ford kini ingin fokus pada kendaraan listrik besar, seperti truk dan van, serta kendaraan listrik kecil berbiaya rendah. Platform EV yang disebutkan di atas menargetkan opsi terakhir.
Ford juga berencana untuk lebih menekankan pada pasar hibrida, dengan penjualan hibrida diperkirakan meningkat sebesar 40 persen tahun depan. Menyusul laporan Q3 tahunannya, Ford diketahui mengerem peta jalan kendaraan listriknya.
Pada saat itu, Ford mengumumkan akan menunda sebagian investasi bernilai miliaran dolar dalam kapasitas produksi baru untuk kendaraan listrik dan baterai. Konsekuensi nyata pertama adalah Ford akan mengoperasikan pabrik sel baterai LFP di AS dalam skala yang jauh lebih kecil dari rencana semula.
Produsen mobil juga membatalkan rencana pembangunan pabrik baterai untuk kendaraan EV komersial yang direncanakan bersama LG Energy Solution dan Koç di Turki. Pada akhir Oktober 2024, Ford menyebutkan kerugian miliaran euro pada divisi Model e listriknya dan melemahnya permintaan sebagai alasannya.
“Banyak pelanggan Amerika Utara yang tertarik membeli kendaraan listrik tidak bersedia membayar lebih untuk kendaraan berbahan bakar bensin atau hibrida, yang secara drastis mengurangi biaya dan profitabilitas kendaraan listrik,” tulis pembuat mobil itu dalam sebuah pernyataan.