Dosen UMM Soroti Kebiasaan Gen Z yang Lebih Sering Gunakan Bahasa Inggris

iaminkuwait.com, MALANG – Mashhud, dosen Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menyoroti kebiasaan Generasi Z atau Z yang lebih banyak menggunakan bahasa Inggris dalam komunikasi sehari-hari. Faktanya, kata-kata bahasa Inggris seperti tertawa terbahak-bahak (LOL) dan FYI (FYI) kini telah diperkenalkan ke dalam percakapan sehari-hari.

“Ada pergeseran penekanan penggunaan bahasa Inggris dibandingkan dulu. Misalnya dulu bahasa Inggris masih menjadi kurikulum dan dipelajari melalui buku teks. Namun sekarang yang diperoleh dari media sosial mulai diserap,” ujarnya. dikatakan. . Mashhood, Rabu (08/05/2024).

Mashhood mengatakan, perubahan yang terjadi tidak hanya pada penggunaan kata-kata, tetapi juga pada pola komunikasi secara keseluruhan. Gen Z kini lebih memilih bahasa Inggris untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tulisan.

Namun lanjut Mashhood, sangat sedikit Gen Z yang menggunakan bahasa Inggris untuk tampil keren di media sosial. Dalam konteks ini, mereka menggunakan bahasa Inggris sebagai simbol identitas digital yang lebih modern dan modern. 

Mashhood percaya bahwa penggunaan bahasa Inggris secara ekstensif akan memberikan dampak positif bagi Generasi Z. Karena membuka peluang bagi mereka untuk mencari pekerjaan baru. Copywriter, penulis konten dan sebagainya.

Namun seiring dengan semakin nyamannya generasi Z menggunakan bahasa Inggris, hal tersebut akan berdampak pada keberadaan bahasa daerah, ujarnya. Menurutnya, bahasa yang tadinya dianggap bahasa asing ini berpotensi menjadi bahasa kedua bagi Gen Z.

“Meningkatnya penggunaan bahasa Inggris mengancam keberlangsungan bahasa daerah karena kesadaran dan penggunaannya di kalangan generasi muda semakin menurun. Cepat atau lambat hal ini akan menyebabkan punahnya bahasa daerah,” ujarnya.

Namun Mashhood terus berlanjut, dan bahasa Inggris perlu beradaptasi dengan dunia yang semakin terhubung. Menurutnya, Gen Z harus siap berkomunikasi dalam bahasa Inggris karena tantangan global tidak mengenal batas negara.

“Oleh karena itu, perubahan bahasa mencerminkan perubahan yang lebih besar dalam cara Gen Z berinteraksi dan beradaptasi dengan dunia yang semakin terhubung melalui media sosial,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *