Pertama Kali Sejak Olimpiade 1996, Ganda Campuran Indonesia Gagal Lolos ke Perempat Final

iaminkuwait.com, JAKARTA – Sepeninggal Tontowi Ahmad / Lilyana Natsir, Indonesia sedang berjuang mencari penggantinya. PBSi kesulitan mencari tandingan peraih medali emas Olimpiade 2016 itu.

Nama Praveen Jordan / Melati Daeva Oktavianti memberi harapan saat menjadi juara All England 2020. Namun seiring berjalannya waktu, Praveen / Melati tak bisa menandingi sesepuh mereka. Bahkan, Praveen/Melati dan Hafiz Faisal/Gloria Emmanuelle Widjaja keluar dari timnas. Jadi sektor ini tidak mempunyai mitra yang dapat diandalkan.

Hanya Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, lalu Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati mulai bangkit. Namun saat hendak naik ke puncak, pelatih Nova Widianto meninggalkan Cipayung untuk melatih Malaysia.

Nova bersama pelatih Pratama Flandy Limpele memilih bekerja di negara lain. Bukan karena tidak ada rasa nasionalisme, namun menurut keduanya, kesepakatan mereka di Pelatnas Cipayung belum jelas.

Dengan situasi saat ini, PBSI memutuskan menunjuk pelatih profesional putra Herry IP untuk menangani divisi ganda campuran. Dengan sumber daya yang ada, Rinov/Pitha akhirnya bisa melaju ke Olimpiade Paris 2024.

Kualifikasi Rinov/Pitha ke ajang multievent terbesar dunia kini sukses. Melihat peta dunia saat ini, sangat sulit mengharapkan divisi ini bisa berada di level Olimpiade.

Faktanya, Rinov/Pitha yang bermain di Olimpiade pertama mengawali pertandingan dengan baik. Tak disangka, keduanya berhasil mengalahkan pasangan kesayangan Korea Selatan, Kim Won-ho/Jeong Na-eun. Dalam pertandingan tiga gim, Rinov/Pitha menang 22-20, 14-21, dan 21-19.

Pada laga kedua melawan unggulan pertama Zheng Siwei/Huang Yaqiong, Rinov/Pitha tak mampu berbuat banyak, membuat dua game dengan skor 10-21 dan 3-21. Masih ada peluang untuk lolos ke babak penyisihan grup. Syaratnya, di final melawan wakil tamu Thom Gicquel / Delphine Delrue mereka harus menang.

Namun saat ingin memenangi laga terakhir Grup C, pasangan Rinno/Pitha justru tak tampil baik hingga kalah dua gim berturut-turut 13-21, 15-21. Hasil tersebut membuat Rinov/Pitha tak bisa melaju ke babak semifinal Olimpiade 2024.

Ini merupakan keberhasilan ganda terburuk Indonesia di Olimpiade. Meski bulu tangkis pertama kali dipertandingkan di Olimpiade Barcelona pada tahun 1992, saat itu ganda campuran belum dimulai.

Empat tahun kemudian, pada Olimpiade Atalanta 1996, ganda campuran kembali digelar di Olimpiade. Indonesia meraih dua wakilnya, Tri Kusherjanto/Minarti Timur dan Flandi Limpele/Risyeu Rosalina. Trikus/Minarti mampu melaju ke babak semifinal.

Setelah gagal mencapai semifinal di Olimpiade 1996, keduanya kembali setelah empat tahun di Sydney, Australia. Mereka bisa memberikan medali perak untuk Indonesia.

Pada Olimpiade Athena 2004, secara gabungan mampu menembus semifinal melalui Nova Widianto/Vita Marissa. Nova di Olimpiade edisi berikutnya berganti pasangan dengan Liliana Natsir. Pada Olimpiade Beijing 2008, dua atlet Nova/Buret berhasil meraih medali perak.

Pada Olimpiade London 2012, giliran Butet yang berganti pasangan, bersama atlet muda Tontowi Ahmad. Owi/Butet berhasil mencapai babak semifinal, namun kemudian kalah di babak tersebut dan perebutan medali perunggu.

Owi/Butet akhirnya mencapai puncak kesuksesan di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di mana mereka berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan duo Malaysia di final.

Setelah memenangkan medali emas Olimpiade, pasangan ini memutuskan untuk pensiun. Pada Olimpiade Tokyo 2021, Indonesia diwakili oleh Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Mereka kemudian dihentikan oleh rekan mereka dari Tiongkok Zheng Siwei Huang Yaqiong di perempat final.

Di Olimpiade Paris 2024, Indonesia yang diwakili Rinov/Pitha tidak lolos ke tim. Meski diprediksi bakal kesulitan bertanding, tak kunjung menangnya Rinov/Pitha meninggalkan rasa duka. Apalagi pasangan Malaysia yang saat ini dilatih Nova Widianto, Chen Tang Jie / Toh Ee Wei bisa lolos ke final grup.

Tantangan besar menanti kepengurusan PP PBSI yang akan menggelar musyawarah nasional pada Agustus 2024. Semoga kepengurusan baru bisa segera mengembalikan keperkasaan bulutangkis Indonesia, khususnya di kategori ganda campuran. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *