iaminkuwait.com, JAKARTA – Udara yang kita hirup setiap hari seharusnya menjadi sumber kehidupan. Namun, saat ini kualitas udara semakin memburuk akibat polusi.
Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, terutama pada paru-paru. Dokter spesialis paru mengingatkan, paparan polusi udara secara terus-menerus dapat menimbulkan masalah pada organ paru-paru, termasuk potensi kanker paru-paru.
Ia mengatakan, kualitas udara yang buruk menjadi faktor risiko berbagai masalah atau penyakit yang dapat terjadi pada paru-paru. “Ada individu yang kualitas udaranya buruk selama bertahun-tahun, hal ini cukup menjadi faktor risiko yang terkait dengan kejadian kanker paru-paru,” kata Dr. Wily Pandu Ariawan, Sp. P.K.R, Subsp Onk.T. (K) dalam acara online, Rabu (31/7/2024).
Menurut Wily, selain kualitas udara atau polusi udara yang buruk, paparan asap rokok, gaya hidup yang buruk, berada di lingkungan kerja yang bersentuhan dengan zat karsinogenik, mengalami stres tinggi secara terus menerus juga menjadi faktor risiko lain terjadinya gangguan paru-paru, termasuk kanker paru. . Oleh karena itu, mereka yang memiliki faktor risiko tersebut disarankan untuk menjalani pemeriksaan pencitraan dengan dosis radiasi yang lebih rendah (CT-scan dosis rendah) untuk mendeteksi kanker paru lebih dini.
“Yang perlu diperiksa adalah mereka yang berusia 45 tahun, masih merokok atau berhenti merokok kurang dari 15 tahun, atau ada yang batuk lama namun sudah berusia 45 tahun, perokok aktif, perokok pasif, kesehatan buruk, gaya hidup, katanya.
Kanker paru-paru terjadi karena perubahan sifat genetik sel epitel saluran napas. Kondisi ini terkait dengan paparan langsung zat karsinogenik yang masuk ke saluran pernapasan.
“Zat yang paling erat kaitannya adalah asap rokok dan polusi udara,” kata Wily yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah.
Di Indonesia, berdasarkan data Global Burden of Cancer (Globocan) tahun 2020, jumlah kasus baru kanker paru menempati urutan ketiga (8,8 persen), setelah kanker payudara (16,6 persen) dan kanker serviks (9,2 persen). Kanker paru-paru disebut-sebut menjadi jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada pria (14,1 persen).