Bakteri Pemakan Daging Merebak di Jepang, Amankah Traveler Berkunjung?

iaminkuwait.com, JAKARTA – Masyarakat dikejutkan dengan mewabahnya bakteri pemakan daging di Jepang. Jepang telah mencatat rekor jumlah kasus penyakit mematikan yang disebabkan oleh bakteri pemakan daging.

Insiden infeksi bakteri ini sangat serius dan telah mencapai rekor tertinggi di Jepang. Hingga 2 Juni, Kementerian Kesehatan Jepang mencatat 977 kasus dengan angka kematian hingga 30 persen. Jumlah ini melebihi 941 kasus yang tercatat sepanjang tahun 2023, jumlah tertinggi yang dilaporkan dalam satu tahun sejak pencatatan dimulai.

Sindrom syok toksik streptokokus (STSS) dapat membunuh orang yang terinfeksi dalam waktu 48 jam. Seperti dilansir laman Bangkok Post, departemen pengendalian penyakit setempat telah memperingatkan pelancong ke Jepang untuk melindungi diri dari infeksi bakteri pemakan daging.

“Mereka yang berencana bepergian ke Jepang harus memprioritaskan perlindungan karena penyakit ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui cairan tubuh dan tetesan dari luka.” mengambil tindakan pencegahan khusus,” kata departemen itu.

Wisatawan yang berencana berkunjung ke Jepang disarankan untuk menggunakan masker, membawa hand sanitizer, obat luka, krim antibiotik, dan asuransi kesehatan. Menurut Pusat Perlindungan Kesehatan, infeksi streptokokus grup A (GAS) dapat menyebar dan menyebabkan infeksi tanpa gejala. Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan pernapasan, sentuhan pada luka orang yang terinfeksi, atau kontak dengan peralatan yang terkontaminasi.

Dikutip South China Morning Post (22/6/2024), pakar penyakit menular Dr. Joseph Tsang Kay-yan mengatakan sumber air panas dan pemandian umum meningkatkan kemungkinan tertular penyakit ini, karena orang sering berganti pakaian dan berbagi barang. Ibarat handuk, “dalam situasi ini, potensi cederanya tinggi,” kata Dr. Joseph.

Wisatawan disarankan untuk melakukan perawatan luka yang tepat untuk mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi, seperti segera membersihkan luka dan menutupinya dengan perekat tahan air hingga sembuh total. Wisatawan diimbau untuk sering menjaga kebersihan tangan, menghindari berbagai barang pribadi dan memakai masker medis saat mengunjungi tempat keramaian. Jika Anda memiliki gejala, segera dapatkan bantuan medis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *