Fenomena Hate Following, Benci tapi Kok Tetap Di-follow?

iaminkuwait.com, JAKARTA – Di era digital yang semakin modern, media sosial menjadi salah satu pilar utama interaksi manusia. Dengan jutaan orang yang berbagi kehidupannya secara online, tak jarang bermunculan berbagai fenomena sosial yang menarik untuk disimak.

Fenomena terkini yang menarik perhatian adalah pelacakan kebencian. Penguntitan kebencian sebenarnya mengacu pada tindakan mengikuti akun media sosial seseorang yang tidak kita sukai, sekadar untuk mengamati dan mungkin mengkritik atau menilai konten yang mereka unggah.

Istilah tersebut terbilang kontroversial mengingat media sosial memberikan kita kebebasan untuk mengikuti orang atau akun yang kita minati dan memberikan nilai positif. Namun kenyataannya, ada orang yang mengikuti akun yang dianggap mengganggu atau kontroversial.

Mengamati ujaran kebencian dapat memberikan dampak yang signifikan baik bagi pelaku maupun sasarannya. Sesuatu?

Konsekuensi membenci penuntutan terhadap penjahat

-Gangguan kesehatan mental: Terus-menerus memperhatikan seseorang yang tidak kita sukai dapat menyebabkan stres, kemarahan, dan perasaan negatif lainnya. Jika perasaan ini terus berlanjut dalam jangka waktu lama, dapat mengganggu kesehatan mental secara keseluruhan.

-Membuang waktu yang berharga: Menghabiskan waktu mengikuti kehidupan orang yang tidak kita sukai adalah kegiatan yang tidak efisien. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan bisa lebih baik dialokasikan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat.

Implikasi untuk melacak kebencian yang ditargetkan

-Gangguan emosi: Menjadi sasaran kebencian seringkali disertai dengan kritik pedas dan komentar negatif yang dapat menggoyahkan kestabilan emosi seseorang.

-Efek terhadap reputasi: Serangan berulang-ulang terhadap sifat-sifat kebencian dapat merusak citra publik seseorang dan menurunkan citra positif yang diciptakan.

Cara mengatasi kebencian

Untuk menghindari dampak negatif kebencian, baik pelaku maupun sasaran dapat melakukan beberapa langkah berikut.

1. Refleksi diri

Refleksi diri adalah prioritas pertama bagi para penjahat kebencian. Cobalah untuk memahami alasan mengapa kita mengikuti orang yang tidak kita sukai. Mungkin masalah sebenarnya bukan pada orang lain, tapi pada diri sendiri.

2. Berhenti mengikuti dan memblokir

Anda tidak harus mengikuti semua orang di media sosial. Jika Anda sering merasa kesal dengan postingan seseorang, ada baiknya segera unfollow atau blokir akun tersebut. Langkah ini dapat membantu mengurangi stres dan perasaan negatif.

3. Manajemen waktu di media sosial

Batasi waktu Anda di media sosial. Tetapkan tenggat waktu yang masuk akal dan patuhi itu. Hal ini dapat membantu meminimalkan kemungkinan terjadinya ujaran kebencian.

4. Manajemen interaksi

Penting untuk menjaga komunikasi yang sehat di media sosial bagi sasaran kebencian. Gunakan fitur seperti menonaktifkan, membatasi, atau menyembunyikan komentar platform untuk menjaga halaman media sosial Anda tetap bersih.

5. Dukungan profesional

Jika dampak emosional dan mental dari menonton kebencian sangat besar, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor.

*Artikel ini dibuat oleh AI dan disetujui oleh tim editorial.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *