Pakar Bilang Mandi Setiap Hari tidak Memiliki Manfaat Kesehatan yang Nyata 

iaminkuwait.com, JAKARTA – Para ahli menyebut belum terbukti mandi setiap hari membawa manfaat bagi kesehatan. Mereka juga melihat mandi di air sebagai praktik yang dapat diterima secara sosial dan bertujuan untuk menghindari tuduhan yang tidak berdasar, seperti yang dianut oleh orang-orang papan atas seperti Jake Gyllenhaal dan Mila Kunis. 

“Kenapa kita mandi? “Terutama karena kami takut orang lain akan memberi tahu kami bahwa kami berbau tidak sedap,” kata ahli ekologi Donnachadh McCarthy kepada BBC, Sabtu (27 April 2024), seperti dilansir New York Post. 

Penulis “The State of Prostitute” mandi hanya sebulan sekali untuk membantu lingkungan. McCarthy mengatakan itu adalah gaya hidup yang terinspirasi dari menghabiskan dua minggu di Amazon bersama masyarakat adat Yanomami. 

Setiap pagi, McCarthy mengatakan kepada wartawan, dia lebih suka mandi di wastafel. Artinya, menggosok tubuhnya dengan baik menggunakan kain. 

Meskipun tidak mandi setiap hari mungkin tampak seperti perilaku anti-sosial, dokter cenderung setuju dengan orang-orang seperti McCarthy, yang mengatakan bahwa obsesi modern terhadap kebersihan sebenarnya dapat membahayakan kesehatan seseorang. 

Dermatologi dari Manhattan Dr. Julie Russak sebelumnya mengatakan kepada The Post bahwa mandi dalam waktu lama setiap hari dapat menghancurkan “mikrobioma kulit”. Mikrobioma kulit berperan dalam melindungi kulit dan “juga sangat penting bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan”. 

Ahli kimia David Whitlock sangat bertekad untuk menjaga pelindung kulit ini sehingga orang yang tidak mandi selama 12 tahun memutuskan untuk menyemprot dirinya dengan bakteri baik, yang menurutnya dapat menetralkan bahan kimia penyebab bau. 

Di sisi lain, pada tahun 2021, peneliti Harvard Health menemukan bahwa 66 persen orang Amerika mandi setiap hari, sementara laporan tahun 2005 menyatakan bahwa orang Inggris biasanya mandi sekali atau dua kali sehari. 

“Kita mencuci tubuh lebih sering dibandingkan sebelumnya,” kata Dale Southerton, profesor sosiologi di Universitas Bristol yang ikut menulis penelitian di Inggris. 

“Perubahan tersebut sebagian besar terjadi dalam 100 tahun terakhir dan tidak direncanakan,” kata guru besar Fakultas Manajemen ini. Faktanya, hal itu tampaknya terjadi hampir secara tidak sengaja. 

Para ahli mengaitkan fenomena ini dengan…

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *