Krisis Pengangguran Gen Z: Ancaman Serius Bagi Bonus Demografi Indonesia 2045

iaminkuwait.com, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati menilai meluasnya tren pengangguran pada generasi Z merupakan ancaman serius terhadap bonus demografi Indonesia Emas 2045. Dia mengatakan tidak akan ada bonus populasi. Dengan hadirnya lapangan kerja yang sangat besar bagi generasi muda, hal ini akan menciptakan bom waktu. 

“Angka 10 juta generasi Z yang menganggur merupakan indikasi bahwa bonus demografi kita tidak dikelola dengan baik. Kita sudah menyadari adanya bonus demografi, sehingga pendidikan keterampilan dan lapangan kerja yang terbuka lebar semakin penting,” kata Kurniasieh. Dalam keterangannya, Kamis (23/5/2024).

Anggota Fraksi PKS DPR mengatakan generasi Z tersingkir dengan cepat karena biaya pendidikan tinggi kini semakin mahal seiring dengan maraknya UKT. Sedangkan peluang kerja memerlukan pengalaman dan memiliki batasan usia.

“Generasi muda saat ini tidak bisa disamakan dengan generasi sebelumnya. Mereka diperlakukan berbeda, terutama dalam hal pendidikan dan dunia kerja. Keterampilan yang diperlukan kini diperlukan untuk memfasilitasi keberadaan lembaga pendidikan. Serta memberikan kesempatan seluas-luasnya. bagi pengusaha,” ujarnya.

Karnasih juga menyoroti tren angkatan kerja yang saat ini didominasi oleh pekerja informal. Ia melihat hal ini sebagai bukti bahwa jumlah pencari kerja semakin meningkat, namun lapangan kerja di sektor formal masih terbatas.

“Baru viral, banyak pencari kerja di warung makan biasa, seperti antrian kerja di pabrik. Ini mengkhawatirkan karena banyak dari pekerja anak ini yang tidak punya pekerjaan formal, jadi tidak ada peluang. dapat diambil, termasuk di sektor informal, meskipun perlindungan pekerja di sektor informal masih sangat lemah.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa hampir 10 juta pemuda atau Gen Z berusia 15-24 tahun menganggur atau tidak dalam pekerjaan, pendidikan, dan pelatihan (NEET). Jika dirinci, jumlah pemuda NEET terbesar berada di perkotaan yakni 5,2 juta jiwa dan 4,6 juta jiwa di perdesaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *